Jakarta (ANTARA GORONTALO) - PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) merencanakan
untuk menambah modal dengan melakukan penawaran umum perdana saham
(initial public offering/IPO) pada 2018 mendatang.
"Target raihan dana IPO sekitar Rp500-Rp600 miliar, diharapkan
melalui aksi korporasi itu perusahaan bisa masuk ke bank kategori Bank
Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) II," ujar Presiden Direktur Bank
BKE, Sasmaya Tuhuleley di Jakarta, Jumat.
Dalam peraturan Bank Indonesia, kegiatan perbankan dibagi
berdasarkan modal inti yang dikelompokkan dalam empat kelompok usaha,
BUKU 1 merupakan Bank dengan modal inti kurang dari Rp1 triliun, BUKU 2
dengan modal inti Rp1-Rp5 triliun, BUKU 3 dengan modal inti Rp5-Rp30
triliun, dan BUKU 4 dengan modal inti di atas Rp30 triliun.
Saat ini, Sasmaya Tuhuleley mengemukakan bahwa saat ini modal inti
perusahaan masih di bawah Rp1 triliun, salah satu cara untuk menambah
modal itu yakni dengan melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.
"Kami berencana untuk melepas saham ke publik sekitar 40 persen,
jika pemegang saham juga turut menambah modal maka akan menambah bagus
untuk Bank Bank Kesejahteraan Ekonomi," katanya.
Ia menambahkan bahwa pemegang saham Bank Kesejahteraan Ekonomi saat
ini yaitu PT Taspen, Dana Pesiun PT Jasindo, PT Recapital Advisor.
Tercatat per Desember 2016, aset BKE mencapai Rp3,17 triliun,
kenaikan aset itu didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 33,58 persen.
Laba bersih perusahaan pada periode itu juga meningkat 210 persen
menjadi Rp44,44 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp14,30 miliar.
Sementara itu, kualitas aset produktif tetap terjaga dengan baik
yang terlihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) bersih sebesar 0,48
persen. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga pada Desember 2016
sebesar Rp2,46 triliun, meningkat dari periode sama tahun sebelumnya
Rp1,88 triliun.
Bank Kesejahteraan Ekonomi berencana IPO
Jumat, 13 Januari 2017 17:01 WIB