Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia memandang sudah sewajarnya bank
investasi JP Morgan menaikkan peringkat ekuitas Indonesia menjadi netral
(neutral) dari rendah (underweight), mengingat indikator fundamental
ekonomi dalam negeri terus menunjukkan perbaikan.
"Kalau seandainya dinyatakan upgrade saya lihat bahwa Indonesia
memang indikator ekonominya di 2016 menunjukkan kondisi yang baik mulai
dari inflasi, defisit transaksi berjalan, cadangan devisa, dan nilai
tukar," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Senin petang.
JP Morgan pada Senin ini menerbitkan riset, yang mencantumkan
kenaikan peringkat ekuitas Indonesia menjadi "neutral" dari
"underweight".
Kenaikan peringkat tersebut berdasarkan kondisi pasar modal di
negara berkembang, termasuk Indonesia, yang dapat bertahan setelah
volatilitas pasar obligasi pasca-terpilihnya Donald Trump menjadi
presiden AS.
"Fundamental makro Indonesia kuat, dengan potensi pertumbuan
ekonomi tinggi dan rasio rendah dari utang terhadap PDB, dan reformasi
ekonomi," tulis JP. Morgan dalam risetnya.
Agus menuturkan penilaian J.P Morgan tersebut mencerminkan
ketahanan ekonomi domestik di tengah periode konsolidasi pada 2016. Pada
tahun ini, kata Agus, Indonesia sedang berada dalam proses pemulihan
kegiatan ekonomi.
"Kalau di 2016 bisa dikatakan periode konsolidasi karen kita pelru
konsolidasi di korporasi, perbankan, fiskal. Tapi di 2017 ini kita
harapkan adalah kondisi pemulihan sehingga pertumbuhan ekonomi kita
harapkan 5-5,4 persen," ujar dia.
Indikator ekonomi yang dimaksud Agus, adalah neraca defisit
transaksi berjalan 2016 yang diperkirakan 1,8 persen dari PDB, kemudian
inflasi sepanjang 2016 yang 3,02 persen, dan pergerakkan nilai tukar
kurs rupiah yang cenderung stabil di kisaran Rp13.300-Rp13.500.
Sebelumnya JP Morgan pada November 2016 menerbitkan riset yang
menetapkan peringkat Indonesia menjadi "underweight". Dalam riset
berjudul "Trump Forces Tactical Changes" tersebut, JP Morgan menyebutkan
penurunan peringkat karena risiko yang cukup besar di pasar Asia
Pasifik.
Riset JP Morgan pada November 2016 tersebut dipandang pemerintah
Indonesia tidak menyeluruh karena tidak mempertimbangkan perbaikan
kondisi fundamental ekonomi. Pemerintah saat itu menyebutkan kerja sama
dengan JP Morgan selama ini "tidak menguntungkan".
Akhirnya pemerintah memutus kerja sama dengan JP Morgan, di
antaranya memberhentikan peran JP Morgan sebagai agen penjual Surat
Utang Negara dan bank persepsi amnesti pajak.
BI: wajar JP Morgan naikkan peringkat Indonesia
Senin, 16 Januari 2017 23:54 WIB