Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyerukan pentingnya East Asia Summit (EAS) sebagai suara moral dalam merespons krisis global yang semakin kompleks.
Berbicara dalam Pertemuan Tingkat Menteri EAS ke-15 di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, Menlu Sugiono menegaskan bahwa kekuatan EAS bukan hanya terletak pada posisinya sebagai forum strategis pemimpin kawasan dan negara mitra, namun juga keberaniannya menjadi kompas etik di kawasan dan dunia.
“Ketika dunia semakin terpolarisasi dan konflik terbuka dinormalisasi, EAS harus berdiri sebagai suara moral kawasan, demi kemanusiaan dan keadilan global,” kata Menlu Sugiono sebagaimana dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Menlu secara khusus menyoroti tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, termasuk serangan Israel yang menewaskan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Marwan Al Sultan dan keluarganya.
“Tidak ada justifikasi, tidak ada sama sekali, untuk menargetkan tenaga medis dan fasilitas kemanusiaan. Ini bukan soal keberpihakan, ini soal keberanian untuk membela nilai-nilai universal,” ujarnya.
Indonesia menggarisbawahi pentingnya penyelesaian damai berdasarkan Solusi Dua Negara dan komitmen terhadap prinsip-prinsip universal seperti kemanusiaan dan keadilan.
Lebih lanjut, Sugiono menegaskan pentingnya menjunjung Piagam PBB, UNCLOS 1982, serta prinsip-prinsip TAC, ZOPFAN, dan Prinsip Bali sebagai dasar tatanan kawasan yang adil dan damai.
Indonesia juga mendorong penguatan kerja sama konkret dalam keamanan maritim, transisi energi, dan integrasi ekonomi yang sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Menanggapi dua dekade berdirinya EAS sebagai forum tingkat tinggi di kawasan Asia Timur dan sekitarnya, Sugiono menilai bahwa momen ini bukan sekadar refleksi, melainkan ajakan untuk memperkuat kembali komitmen bersama.
Dirinya juga turut menegaskan bahwa kepemimpinan moral adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan harapan dunia akan perdamaian dan keadilan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menlu Sugiono gaungkan EAS sebagai suara moral Indo-Pasifik