Bandung (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berupaya meningkatkan perkembangan riset, sains, dan teknologi di Indonesia melalui ajang Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025.
"Kita ingin hasil penelitian, hasil pengembangan ilmu pengetahuan tidak hanya selesai menjadi satu pengetahuan, tetapi lebih dari itu kita ingin mendorong lebih jauh penelitian-penelitian yang dilakukan, pengembangan-pengembangan yang dilakukan itu bisa memberikan kontribusi ekonomi," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam konferensi pers KSTI 2025 di Bandung, Kamis.
Mendiktisaintek menekankan pihaknya berkomitmen dalam menjadikan riset yang dilakukan oleh talenta tanah air dapat berkontribusi menjadi penyelesaian berbagai permasalahan yang ada di dunia industri.
"Ini adalah konvensi atau pertemuan para saintis. Kita mengundang seribu saintis di Indonesia, yang datang itu 1.066 peneliti unggul STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dari seluruh Indonesia, 401 rektor dan wakil rektor PTN-PTS dan juga ada 351 dosen STEM, ada 26 diaspora, mahasiswa doktor, dan juga guru besar dan senat," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, jelas Brian, akan disusun peta jalan riset dan inovasi teknologi di Indonesia, sekaligus menampilkan lebih dari 400 produk riset yang akan dihubungkan dengan dunia industri.
Melalui hal ini, ia berharap produk-produk riset tanah air berlanjut menjadi lebih besar, sehingga nantinya dapat memunculkan industri-industri baru berbasis sains dan teknologi.
"Acara konvensi ini juga dihadiri oleh dua orang peraih Nobel. Sebuah penghargaan dan juga satu hal yang sangat besar, karena kita ingin mengambil inspirasi bagaimana karya-karya penelitian itu yang berkelas dunia. Kita ingin mendorong para peneliti-peneliti Indonesia, saintis itu juga memiliki cita-cita atau terinspirasi dari para peraih Nobel," tutur Brian Yuliarto.
Diketahui, KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, serta 1.000 peneliti terbaik yang ada di Indonesia.
Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas: pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia menuju kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global.
Kegiatan KSTI 2025 meliputi sesi diskusi panel, executive session bersama jajaran kementerian dan lembaga strategis, sharing session dari para peraih Nobel dan akademisi dunia, serta pameran hasil riset dan inovasi industri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah pacu perkembangan sains di Indonesia melalui KSTI 2025
