Jakarta (ANTARA) - Shopee Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pemanfaatan teknologi dan penguatan ekosistem digital yang terintegrasi.
Senior Director of Business Development Shopee Indonesia, Adi Rahardja mengatakan teknologi kini menjadi jembatan yang memungkinkan pelaku usaha menjaga identitas budaya sekaligus memperluas pasar.
“Teknologi menjadi jembatan yang menghubungkan kreativitas pelaku usaha, kebutuhan pengguna, dan peluang era digital. Karena itu kami terus memperkuat ekosistem digital untuk membantu UMKM dalam menelusuri kekayaan budaya dan meningkatkan akses pasar,” kata Adi dalam konferensi pers '12.12 Birthday Sale' di Jakarta, Jumat.
Adi mengatakan, evolusi teknologi dalam satu dekade terakhir membawa dampak besar pada perilaku konsumen maupun pelaku usaha, termasuk munculnya kecerdasan buatan (AI) dan fitur-fitur interaktif.
Dalam periode yang sama, Shopee membangun infrastruktur yang menyentuh pengguna, UMKM, hingga kreator konten.
“Kami ingin mempermudah aktivitas keseharian pengguna melalui fitur yang aman, mudah, dan terjangkau. Mulai dari pengiriman tepat waktu, layanan bebas ongkir, hingga fitur konten interaktif seperti Shopee Live dan Shopee Video,” ujarnya.
Untuk UMKM, kata Adi, Shopee menyediakan beragam program pendampingan seperti pelatihan, kompetisi UMKM, hingga dukungan penjual baru.
Selain itu, akses ke pasar global juga diberikan melalui program ekspor yang memungkinkan produk lokal menembus pasar Asia Tenggara.
“Selama satu dekade, Shopee menjadi rumah bagi jutaan UMKM untuk membangun bisnis mereka,” ujar Adi.
Pada kesempatan yang sama, pemilik Batik Kanthil, Ahmad Musa menuturkan bahwa bergabung dengan Shopee pada awal pandemi menjadi titik balik bagi usaha kecilnya yang sebelumnya hanya mengandalkan penjualan di pasar tradisional dan toko fisik.
“Lewat fitur Shopee Live, kami punya ruang baru untuk bercerita dan mengenalkan batik dengan cara modern. Hari ini pesanan kami meningkat lebih dari 50 kali lipat. Kalau offline, hanya wilayah tertentu yang bisa membeli. Dengan Shopee, seluruh Indonesia bahkan luar negeri bisa mengakses,” ujar Musa.
Ia menyebut 45 persen total pesanan Batik Kanthil berasal dari sesi live streaming. Selain itu, program ekspor Shopee membuka peluang produknya masuk ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Rasanya luar biasa bisa membawa karya pengrajin lokal ke mancanegara,” kata Ahmad Musa.
Dari sisi industri rumah tangga, Direktur Pemasaran Kintakun, Vincent Saputera, mengatakan fitur Shopee Live dan Shopee Video berperan penting dalam meningkatkan interaksi dengan pembeli.
Menurut dia, Shopee Live memudahkan untuk menjelaskan produk secara langsung meski tidak bertatap muka.
"Pembeli bisa melihat produk lebih real, bertanya, lalu langsung membeli. Shopee Video juga bantu pemasaran karena banyak pengguna menemukan produk dari konten,” ujar Vincent.
Ia menilai perilaku belanja konsumen kini banyak dimulai dari proses scrolling di Shopee Video yang kemudian berlanjut ke sesi live.
“Kadang orang tidak berniat belanja, tapi melihat ada live dan diskon, akhirnya beli. Itu tren baru,” katanya.
Lebih lanjut, Adi mengatakan keberhasilan UMKM seperti Batik Kanthil dan Kintakun menggambarkan bagaimana teknologi, konten, dan fitur interaktif bekerja sebagai satu ekosistem.
Ia menegaskan akan terus memperkuat dukungan bagi UMKM agar mampu mengembangkan usaha, memperluas jangkauan pasar, dan tetap relevan di era digital.
“Komitmen kami adalah memastikan UMKM bisa tumbuh bersama teknologi,” kata Adi Rahardja.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Shopee tegaskan komitmen dukung UMKM lewat ekosistem digital
