Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan memiliki tugas prioritas untuk meningkatkan produktivitas nasional, seperti kemampuan tenaga kerja dan manajemen, yakni melalui industrialisasi yang meningkatkan kompleksitas produk.
“Untuk meningkatkan produktivitas nasional ini, industrialisasi menjadi pilihan, terutama industri manufaktur harus dibangkitkan lagi,” ujar Yassierli dalam keterangan terkait acara di Universitas Indonesia, dan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Oleh sebab itu, Menaker mengatakan pemerintah melakukan intervensi terhadap industri menengah untuk meningkatkan produktivitas nasional.
Sementara itu, dia mengatakan Kemenaker mempunyai kalkulator produktivitas untuk mengukur tingkat produktivitas nasional tersebut.
“Produktivitas diukur dengan asesmen, dan pengukuran produktivitas perusahaan dari sebelum adanya intervensi, yakni berupa konsultasi peningkatan produktivitas. Kemudian diukur lagi dengan kalkulator produktivitas setelah adanya intervensi,” katanya.
Pada acara yang sama, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengusulkan reindustrialisasi agar dipertimbangkan oleh pemerintah untuk menguatkan kembali mesin pertumbuhan Indonesia.
“Indonesia Emas 2045 menuntut kita tidak hanya menjadi pasar, tetapi menjadi produsen, yakni menciptakan nilai tambah, memperkuat industri manufaktur, dan membangun rantai pasok yang tangguh," ujarnya.
Untuk itu, menurut dia, diperlukan reindustrialisasi yang berarti menata ulang dan mempercepat transformasi industri agar produktivitas meningkat melalui perbaikan proses dan teknologi.
Selain itu, dia mengatakan reindustrialisasi dapat membuka lapangan kerja yang memiliki nilai tambah, serta menguatkan kemandirian industri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menaker dorong industrialisasi, Ilham Habibie usul reindustrialisasi
