Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Perhelatan Pilkada 2017 di Gorontalo telah usai, dengan menghasilkan sejumlah dinamika politik yang sempat "panas" serta membuat warga terkotak-kotak akibat perbedaan politik.
Pada pemilihan pasangan Gubernur-Wagub Gorontalo tahun 2017, telah menghasilkan figur yang layak memimpin daerah yang dikenal religius itu, yakni pasangan Rusli Habibie-Idris Rahim untuk lima tahun ke depan, periode 2017-2022.
Pasangan yang diusung oleh Partai Golkar dan Demokrat itu telah dilantik oleh Presiden Jokowi pada 12 Mei 2017, dengan harapan mampu menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang bersih, berkeadilan serta mampu mengangkat tingkat kesejahteraan rakyat.
Pada Pilkada lalu, pasangan Rusli-Idris memperoleh suara signifikan atau terbanyak, sekitar 326.131 suara atau 50,65 persen.
Urutan kedua pasangan Hanna Hasanah Fadel Muhammad-Tonny S Junus yang diusung PDI-P, Gerindra, PKB dan PPP dengan jumlah 166.430 suara atau 25,85 persen, serta pasangan Zainuddin Hasan-Adhan Dambea, yang diusung PAN, Hanura dan PKS dengan 151.278 suara atau 23,50 persen.
Walau telah resmi dilantik Presiden pada 12 Mei 2017, ternyata resminya kepemimpinan Rusli-Idris baru dimulai pada 19 Mei 2017, dengan dilakukan serah terima jabatan dari Penjabat Gubernur Zudan Arif Fakrulloh ke Rusli Habibie yang turut disaksikan masyarakat umum, karena memang digelar secara terbuka di halaman rumah dinas Gubernur.
Rusli-Idris bukanlah orang baru dalam pemerintahan di daerah itu, karena mereka merupakan kepala daerah petahana setelah sukses menjalankan tugas lima tahun pertama 2012-2017 dengan meninggalkan sejumlah program yang menyentuh langsung masyarakat.
Sebut saja program pendidikan dan pelayanan kesehatan secara gratis dan pemberdayaan masyarakat melalui UKM dan usaha kecil lainnya serta infrastruktur dasar yang terus digenjot pembangunannya.
Apakah dengan dilantiknya Rusli-Idris sudah cukup untuk memuaskan? Tentunya ini yang harus dijawab pasangan itu, karena ada keinginan sejumlah warga untuk merangkul lawan politik mereka di Pilkada.
"Saya sangat berkeinginan melihat Gubernur-Wagub Gorontalo saat ini merangkul mereka yang kalah, sehingga tidak terkesan ada kotak-kotak warga saat ini. Karena tujuan saat ini adalah membangun daerah menjadi lebih baik," kata Vikman Landjoi, salah satu aktivis pemuda di daerah itu.
Memang banyak warga menilai hubungan antara Gubernur Rusli Habibie dengan mantan Gubernur yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad sempat "memanas" menjelang Pilkada, karena banyaknya beredar pesan-pesan yang digiring kelompok-kelompok tertentu melalui media sosial.
Padahal kedua figur ini merupakan tokoh masyarakat dan sangat dicintai rakyat, karena sama-sama telah membangun untuk kemajuan daerah.
Istri Fadel Muhammad, yakni Hanna Hasanah yang juga mantan anggota DPD-RI ikut "meramaikan" Pilkada tahun 2017, dengan memiliki pendukung yang banyak juga.
Namun Pilkada telah usai dan untuk lima tahun ke depan yang harus dipikirkan adalah bagaimana membangun daerah yang dikenal dengan slogan religiusnya "Adat bersendikan Syara` dan Syara` bersendikan Kitabullah", agar pembangunan bisa searah demi kemajuan daerah.
Merangkul siapapun tidak ada yang salah, dan inilah momentum yang baik dalam menjalankan program pembangunan secara menyeluruh.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Soni Sumarsono mengatakan Rusli Habibie dan Idris Rahim memang layak memimpin Provinsi Gorontalo, karena memang merupakan pilihan rakyat.
"Saya berpesan agar Gubernur Rusli dan Wakil Gubernur Idris Rahim segera membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan juga APBD perubahan," katanya belum lama ini.
Soni Sumarsono juga meminta agar segera dilakukan proses konsolidasi untuk menyatukan gerak langkah seluruh pendukung pada Pilkada kemarin.
Ia berharap satukan langkah dan jaga keamanan dan pengamanan di Provinsi Gorontalo, terutama menuntaskan kemiskinan yang masih cukup banyak di daerah ini.
Soni juga menegaskan, jangan sampai ada kekuatan yang mengubah Pancasila dan Kebhinekaan yang ada di Provinsi Gorontalo.
Ia meminta agar masyarakat tidak langsung percaya akan isu dan berita yang ada di media sosial, karena belum tentu benar, serta lebih konsentrasi pada upaya memajukan daerah sesuai visi dan misi yang dijabarkan pada kampanye pilkada lalu.
Dukung Kepemimpinan
Dengan dilantiknya kepemimpinan Rusli-Idris, bisa menjadi momentum pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2017, yang diharapkan rasa nasionalisme untuk membangun bangsa dan negara ini benar-benar menjadi nyata.
Pembangunan bisa dimulai di semua lini, asalkan didukung oleh semua pihak, baik itu kalangan elite politik, aparatur sipil negara, TNI/Polri hingga masyarakat secara keseluruhan.
Bahkan Wali Kota Gorontalo Marten Taha telah meminta masyarakat mendukung program-program Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo pada kepemimpinan periode kedua, minimal dengan mengawal langsung pembangunan yang sementara dijalankan.
"Mari kita bantu Gubernur-Wagub, dukung dan sukseskan programnya untuk melanjutkan pembangunan di daerah," kata Marten.
Dengan mendapat dukungan dari masyarakat, Wali Kota mengatakan Insya Allah program yang dijalankan akan lebih berhasil.
Pemerintah dan warga Kota Gorontalo mendukung kepemimpinan Rusli Habibie dan Idris Rahim untuk melanjutkan pembangunan Gorontalo lima tahun yang akan datang, asal tetap dilakukan secara berkeadilan dan pemerataan di semua bidang.
Marten juga berharap agar kedua pemimpin tersebut selalu diberi kesehatan yang baik, sehingga bisa menunaikan tugas dengan sempurna, seperti yang telah ditorehkan pada pemerintahan sebelumnya.
Berbagai program unggulan telah dilaksanakan, seperti kesehatan, pendidikan infrastruktur dan ekonomi kerakyatan, pariwisata, lingkungan dan lainnya.
Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota Gorontalo siap bersinergi dan bekerjasama dalam mengemban tugas membangun Provinsi Gorontalo.
Zudan Arif Fakrulloh yang sempat menjadi penjabat Gubernur Gorontalo selama tujuh bulan ini mengaku berhasil menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara selama tahapan Pilkada tahun 2017 hingga telah dilantiknya pasangan Rusli Habibie-Idris Rahim.
Zudan yang saat ini menjabat ketua Dewan Korpri nasional ini, menilai jajaran ASN mampu menjalankan semua program pemerintahan secara baik serta tidak terpengaruhi dengan situasi politik lalu.
"Berkat profesionalisme dari jajaran ASN serta benar-benar normatif dan netral pada Pilkada membuat pemerintahan berjalan baik," kata Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri ini.
Pilkada telah usai, saatnya menatap program pembangunan lima tahun ke depan, namun yang paling utama mari merangkul semua pihak, terutama lawan politik yang ada, karena membangun daerah tidak semata-mata hanya untuk satu pihak.
Pilkada bukanlah sebagai akhir dari tujuan, tetapi sebuah awal dalam menjalankan tugas-tugas dana amanah rakyat yang menghendaki ada perubahan dalam meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat.