"Koperasi KITA diharapkan menjadi satu kekuatan baru yang bisa mempercepat tumbuh dan berkembangnya sektor industri terutama industri kecil dan menengah (IKM) dengan menghimpun dan melibatkan kekuatan masyarakat lapisan bawah dan menengah," kata Airlangga, di Jakarta, Senin.
Koperasi KITA kiprah tiga organisasi yang bekerjasama yaitu Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia, Badan Kerjasama penyelenggaran Pendidikan Teknik Industri seluruh Indonesia, dan Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri.
Airlangga memaparkan, dengan persaingan usaha yang semakin ketat, diperlukan kecepatan, kreatifitas dan inovasi, serta kerja sama unsur-unsur bangsa sehingga produk Indonesia bisa membanjiri pasar dunia dengan produk-produk unggulan dan inovatif hasil karya bangsa putra-putri Indonesia.
"Untuk yang terakhir ini pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan kerja sama dan partisipasi berbagai pihak khususnya mereka lapisan masyarakat menengah ke atas yang memiliki pendidikan lebih baik atau lebih tinggi. Kerjasama ini juga harus melibatkan perguruan tinggi dan perusahaan maupun lembaga swasta lainya," papar Airlangga.
Guna memperkuat posisi Indonesia sebagai negara industri maju, lanjutnya, maka penguatan sektor industri nasional mutlak diperlukan. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah saat ini adalah fokus pada beberapa kebijakan, yaitu pertama, penguatan SDM Industri melalui penguatan pendidikan vokasi.
Dalam hal ini, Kemenperin meluncurkan program Link and Match antara SMK dan Industri, program ini telah mengawinkan lebih dari 200 SMK dengan ratusan Industri di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan pekan depan kami akan luncurkan program yang sama di Jawa Barat.
"Selain
link and match ini kami juga mendorong diklat 3 in 1 untuk
sektor-sektor industri padat karya seperti sektor industri garmen. Saya
berharap Koperasi Industri Tanah Air ini juga dapat berperan serta aktif
pada program ini," ujar Airlangga.
Kedua, pendalaman struktur industri; dia mendorong pendalaman struktur industri untuk penguatan pohon industri, khususnya pada sektor hulu.
Dengan program ini Airlangga berharap Indonesia akan menjadi kekuatan dunia pada beberapa sektor industri seperti industri stainless steel, pulp and paper serta otomotif.
Kedua, pendalaman struktur industri; dia mendorong pendalaman struktur industri untuk penguatan pohon industri, khususnya pada sektor hulu.
Dengan program ini Airlangga berharap Indonesia akan menjadi kekuatan dunia pada beberapa sektor industri seperti industri stainless steel, pulp and paper serta otomotif.
Ketiga,
pengembangan sektor IKM melalui digitalisasi, di mana sektor digital
adalah sektor yang sedang tumbuh tinggi saat ini, maka kami mendorong
agar IKM Indonesia dapat memanfaatkan e-commerce setempat dan fintech setempat untuk melejitkan pasar produk-produk IKM.
Keempat, Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor, di mana Kementerian Perindustrian mendorong industri padat karya yang memiliki pangsa pasar ekspor besar seperti tekstil, perhiasan, furnitur, elektronika dapat didorong demi pemerataan ekonomi.
"Karena itu saya juga mendorong Koperasi Industri Tanah Air dapat berperan aktif pada sektor ini demi mendorong pemerataan ekonomi," tukas Airlangga.
Terakhir, implementasi Industri 4.0 Industri 4.0 relatif baru di dunia, namun seluruh negara-negara khususnya negara-negara G20 berlomba-lomba untuk dapat masuk dalam fase ini. "Untuk itu Kementerian Perindustrian juga mendorong agar implementasi Industri 4.0 ini dapat mengembangkan sektor industri yang lebih efisien dan produktif," ungkap Airlangga.
Penerapan Industri 4.0 ini dapat dilihat pada industri elektronika, industri makanan (coklat) dan Industri otomotif. Kementerian Perindustrian sendiri saat ini sedang mengkaji mengenai kesiapan Indonesia untuk Industri 4.0 ini.
Keempat, Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor, di mana Kementerian Perindustrian mendorong industri padat karya yang memiliki pangsa pasar ekspor besar seperti tekstil, perhiasan, furnitur, elektronika dapat didorong demi pemerataan ekonomi.
"Karena itu saya juga mendorong Koperasi Industri Tanah Air dapat berperan aktif pada sektor ini demi mendorong pemerataan ekonomi," tukas Airlangga.
Terakhir, implementasi Industri 4.0 Industri 4.0 relatif baru di dunia, namun seluruh negara-negara khususnya negara-negara G20 berlomba-lomba untuk dapat masuk dalam fase ini. "Untuk itu Kementerian Perindustrian juga mendorong agar implementasi Industri 4.0 ini dapat mengembangkan sektor industri yang lebih efisien dan produktif," ungkap Airlangga.
Penerapan Industri 4.0 ini dapat dilihat pada industri elektronika, industri makanan (coklat) dan Industri otomotif. Kementerian Perindustrian sendiri saat ini sedang mengkaji mengenai kesiapan Indonesia untuk Industri 4.0 ini.