Malang (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan perlunya
upaya penindakan hukum yang dapat mendatangkan efek jera bagi pelakunya
terkait masih banyaknya pejabat yang terlibat dalam kasus korupsi.
"Penindakan hukum yang membuat efek jera," kata Presiden menegaskan di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Presiden menanggapi bahwa masih banyaknya pejabat yang terlibat
tindak korupsi sehingga dinilainya perlu perbaikan sistem pemerintahan
secara terus-menerus.
Dengan begitu, Presiden menegaskan kembali, tidak akan ada lagi
pejabat yang berani "melompati pagar" yang sudah ditentukan dalam sistem
tersebut.
"Jadi, perbaikan sistem sangat penting. Yang kedua, penindakan hukum
yang membuat efek jera. Aparat juga harus bisa memilah mana yang
kebijakan, mana yang nyolong," ujar Presiden.
Presiden Jokowi meminta jajarannya agar mampu membedakan antara kebijakan dengan tindakan mengambil uang rakyat.
"Ini yang saya lihat banyak kepala daerah yang masih bimbang
memutuskan karena pemilahan ini memang harus jelas," kata Presiden.
Jika memang berupa kebijakan, Presiden menyatakan, maka pejabat harus berani mengambil keputusan.
Presiden menekankan pejabat agar bisa melihat secara baik, jika
memang sesuatu hal dianggap sebagai kebijakan jangan sampai kemudian
masuk ke wilayah pidana.
"Karena, apapun yang namanya wali kota, bupati, gubernur, itu
mempunyai wewenang untuk memutuskan sesuatu," ujar Presiden Jokowi.
Pada prinsipnya, Presiden menegaskan bahwa jika sudah menjadi suatu
kebijakan, maka tidak menjadi soal untuk mengambil keputusan.
Presiden Jokowi: Perlu tindakan hukum berefek jera bagi koruptor
Kamis, 20 Juli 2017 19:51 WIB