Kuala Lumpur (ANTARA GORONTALO) - Perenang difabel Indonesia di ASEAN Para
Games ke-9 Laura Aurelia Dinda sempat merasa takut turun di nomor 100
meter gaya bebas putri S6 meski akhirnya dia berhasil meraih medali emas
yang merupakan emas pertama untuk Indonesia di kejuaraan tersebut.
Laura
awalnya sudah bersiap untuk kelas S5, namun hasil klasifikasi
mengamanatkan dia mesti naik ke kelas S6 bersaing dengan perenang
difabel berpengalaman asal Singapura, Theresa Goh.
"Lawan saya dari Singapura di S6 memiliki jejak rekor yang bagus.
Makanya sempat takut," ujar Laura di Pusat Aquatic Nasional, Kompleks
Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin.
Theresa Goh memang bukan sembarang atlet. Perempuan berusia 30 tahun
sudah mencicipi beragam kejuaraan renang difabel dari tingkat lokal
sampai dunia.
Salah satu prestasi terbaiknya adalah meraih medali perunggu di
nomor 100 meter gaya dada di Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro,
Brazil.
Sementara Laura, baru menapaki jalan sebagai atlet difabel sejak
terjatuh di kamar mandi yang mengakibatkan tulang belakangnya patah usai
mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) dua tahun lalu.
Kejadian tersebut berimbas pada pergerakan kedua kakinya yang
menjadi sangat terbatas dan membuatnya hanya bisa bergerak leluasa
dengan kursi roda.
Karena itulah ketika dia meraih emas di nomor 100 meter gaya bebas
ASEAN Para Games ke-9, yang juga ASEAN Para Games pertamanya, dia
bergerak dengan hanya mengandalkan kayuhan tangan.
Prestasi Laura pun sulit dibandingkan dengan Goh. Sebagai atlet
disabilitas, Laura "hanya" berpengalaman sebagai peraih medali perak di
Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV di Jawa Barat, sebelum ikut ke
ASEAN Para Games tahun 2017.
Ketika berhadapan dengan Theresa Goh di ASEAN Para Games di
Malaysia, perempuan kelahiran Pekanbaru 22 September 1999 ini bisa
mengalahkan rasa takutnya dan memfokuskan diri hanya pada pertandingan.
Hasilnya, Laura Aurelia berhasil melewati Theresa dengan catatan
waktu satu menit 30,27 detik dan berhak atas medali emas. Bukan cuma
keping emas, Laura juga memecahkan rekor ASEAN Para Games nomor tersebut
yang sebelumnya dipegang perenang Thailand Thongbai Chaisawas sejak
tahun 2011.
Theresa Goh sendiri berada di posisi kedua dengan waktu satu menit
42,64 detik dan harus puas dengan medali perak. Sementara medali
perunggu direngkuh perenang Indonesia lainnya Riyanti dengan torehan
waktu satu menit 50,91 detik.
"Medali emas ini untuk kedua orang tua yang selalu sabar merawat
saya," kata Laura, yang juga mahasiswa jurusan Psikologi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, angkatan 2017.
ASEAN Para Games - Sempat takut pindah kelas, Laura lega raih emas
Senin, 18 September 2017 15:51 WIB