Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi
Rp13.513 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan sebelumnya pada
Rp13.512 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta
mengatakan bahwa dolar AS mengalami penguatan menjelang notulen
pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September lalu.
"Notulen itu menjadi perhatian investor dengan sebagian investor
masih mengekspektasikan The Fed akan menaikan suku bunga pada Desember.
Kondisi itu membuat dolar AS kembali menguat," kata Ariston Tjendra.
Kendati demikian, lanjut dia, ketidakpastian terhadap rencana pajak
Presiden AS Donald Trump masih membatasi pergerakan dolar AS sehingga
apresiasi yang terjadi cenderung terbatas.
"Dolar AS masih terbatas di tengah rencana Trump mengenai reformasi
pajak berpotensi tertunda di tengah konflik geopoilitik di semenanjung
Korea," katanya.
Sementara itu,pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia,
Rully Nova menambahkan bahwa optimisme terhadap ekonomi Indonesia yang
cukup baik dapat menjaga stabilitas pasar keuangan dan menarik minat
terhadap aset berdenominasi rupiah.
"Secara umum, data ekonomi nasional yang telah dirilis
mengisyaratkan stabilitas, kondisi itu menjaga fluktuasi rupiah tetap
stabil," kata Rully Nova.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini
(11/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.509
dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.491 per dolar AS.
Rupiah melemah ke Rp13.513 per dolar AS
Rabu, 11 Oktober 2017 18:40 WIB