Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dinilai potensial membangun pabrik pengolahan ikan ditunjang produksi perikanan segar serta jumlah nelayan yang mencapai 5.000 orang.
"Potensi sumber daya perikanan ditunjang zona tangkapan ikan yang luas, serta sumber daya manusia atau nelayan yang cukup banyak, maka perlu ditunjang dengan aktivitas penunjang yang akan memicu pendapatan masyarakat, di antaranya pabrik pengolahan ikan," ujar warga Desa Pasalae, Kecamatan Gentuma, Kristovel Halada, Selasa, di Gorontalo.
Ia mengatakan, ditunjang dengan keberadaan infrastruktur pelabuhan yaitu Pelabuhan Pendaratan Ikan di Kecamatan Kwandang dan Gentuma.
Serta potensi penambahan pelabuhan perikanan di Kecamatan Sumalata dan Tolinggula atau di wilayah barat kabupaten ini, maka diyakini bisa mendorong investasi pabrik pengolahan ikan, ataupun pabrik yang dibangun pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kristovel yang juga berkecimpung dalam aktivitas perikanan tangkap, mengatakan jika produksi ikan segar yang dihasilkan kapal ikan 32 Gross Ton (GT), sekali melaut rata-rata bisa memperoleh 80-100 kas ikan segar terdiri dari ikan cakalang, tude dan malalugis.
Jika produksi melimpah, nelayan atau penampung pasti mengirim hasil tangkapan ke daerah-daerah yang memiliki pabrik pengolahan ikan, diantaranya Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.
Harga ikan per kas atau berat isi 150 kilo gram mencapai Rp1,8 juta-Rp1,9 juta atau Rp15 ribu per kilo gram.
Kondisi ini kata Kristovel, diharapkan menginspirasi pemerintah daerah untuk membuka peluang investasi pembangunan pabrik pengolahan ikan agar nelayan tidak lagi jauh menjual hasil yang diperoleh.
Tidak hanya pabrik pengolahan ikan, potensi yang sama pun diharapkan terbuka untuk membangun fasilitas "cold storage" yang akan mendorong aktivitas perikanan tangkap di daerah itu.Budi Suyanto