"Ada saatnya ibu ketua umum ke Jatim, tapi nanti sesuai jadwal kampanye," ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Selasa.
Pihaknya mengaku hingga kini belum menghadirkan jajaran DPP karena masih ditangani pengurus partai tingkat kota dan kabupaten, mulai level anak ranting (tingkat RW), ranting (kelurahan) maupun pimpinan anak cabang (kecamatan).
"Apalagi ibu ketua umum juga masih banyak yang harus ditangani. Jadwal kampanye ibu pasti ada, tapi nanti, entah kapan," ucap politikus PDIP yang juga Wakil Wali Kota Surabaya tersebut.
Anggota DPRD Jatim periode 2004-2009 tersebut mengatakan jajaran PDI Perjuangan di Surabaya bekerja `all out" untuk memperbesar suara dukungan bagi Gus Ipul-Mbak Puti.
"Siang malam mereka bergerak dari rumah ke rumah, ke luar masuk kampung untuk meyakinkan pemilih agar mencoblos pasangan nomor urut dua, Gus Ipul-Puti Guntur," katanya.
Khusus ke calon Wakil Gubernur Jatim, Puti Guntur Soekarno, Wisnu mengaku sangat bersyukur dan menilainya sebagai "hadiah" karena merupakan figur tepat untuk mendampingi Gus Ipul menjadi pemimpin di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur.
"PDI Perjuangan, sudah bersyukur dengan munculnya Mbak Puti yang merupakan cucu Bung Karno. Mesin organisasi kami otomatis bergerak ke bawah, bukan justru ke atas," kata mantan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya tersebut.
Pilkada Jatim untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2018-2023 digelar 27 Juni 2018 dan diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan nomor urut 1, serta Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno nomor urut 2.
Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra.