Jakarta (Antara News) - Penasihat Presiden Palestina untuk Masalah Keagamaan Mahmoud Al Habbash mengatakan bahwa pemeluk Islam, Kristen dan Yahudi selama ini hidup serasi di Palestina.
"Pada dasarnya, kehidupan kami dengan Yahudi damai. Kami hidup rukun dan selalu menjaga kehidupan serasi bersama," kata Al Habbash dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta.
Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas itu menggambarkan bahwa warga di Tepi Barat, wilayah "de facto" Palestina, sangat majemuk, namun sejak dulu hidup berdampingan dengan damai, sebelum ada campur tangan Israel.
"Di wilayah Palestina banyak warga Yahudi, tapi mereka hidup bahagia dan mengaku sebagai orang Palestina, bangga pada Palestina, dan membantu warga Palestina bukan Yahudi, yang kesulitan," kata dia.
Al Habbash menjernihkan pandangan bahwa Palestina hanya milik umat Islam, padahal kenyataannya, pemeluk Kristen dan Yahudi juga menjadi penduduk Palestina dan mengalami kesulitan yang sama karena kesewenang-wenangan Israel.
"Lebih dari lima juta Muslim kesulitan mencapai Al Aqsha untuk shalat, umat Kristiani pun kesulitan berziarah ke tempat suci mereka karena blokade Israel," kata dia.
Al Habbash menyampaikan bahwa umat Islam, Kristen dan Yahudi sejak lama mendiami tanah Palestina dan hidup berdampingan dengan damai, sama-sama mengalami penderitaan akibat penjajahan Israel.
Perdamaian itu rusak saat Israel mencaplok wilayah Palestina pada 1947, lalu mulai memindahkan warga Yahudi ke sana secara besar-besaran dan menggusur paksa rakyat Palestina pada 1948. Peristiwa itu dikutuk rakyat Palestina dan disebut "nakba" atau "awal malapetaka".
Al Habbash menyesalkan politik pemisahan oleh Israel, yang juga dipaksakan di wilayah Palestina dan bahkan membangun tembok tinggi di Gaza untuk menghalangi hubungan setara antarpenduduk.
"Palestina tidak memusuhi Yahudi, tapi memusuhi pemerintah Israel, yang ingin menghancurkan Palestina dan segala ketenteraman di Palestina," kata dia.
Al Habbash berkunjung ke Jakarta sebagai salah satu pembicara dalam Forum Perdamaian Dunia ke-7 pada 14-16 Agustus 2018. Kehadirannya, yang bertepatan dengan Asian Games, juga memberinya kesempatan menonton pertandingan sepak bola babak penyisihan Grup A di Bekasi pada Rabu malam.
Penasihat: Islam, Kristen, Yahudi Hidup Serasi di Palestina
Kamis, 16 Agustus 2018 8:40 WIB