Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Sejumlah mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulteng, berharap ada bantuan transportasi penjemputan di bukit Tondo, yang dijadikan lokasi pengungsian sementara, sejak gempa bumi dan tsunami terjadi sejak Jumat (28/9) lalu.
Salah seorang mahasiswa Semester VII Fakultas Sosiologi Untad, Iki, mengaku kondisi di bukit Tondo atau 2,5 km dari belakang kampus itu, dijadikan lokasi darurat mengungsi yang sebenarnya kurang layak ditempati.
Selama ini sejumlah mahasiswa hanya dapat bantuan suplai makanan dari warga-warga serta makanan sisa yg dibawa dari tempat kos.
Rata-rata pengungsi mahasiswa itu, ada yang berasal dari rumah kos di perumahan dosen Kelurahan Tondo.
Sementara mahasiswa lainnya, Hartini berharap suplai bantuan makanan bagi pengungsi di Perbukitan Tondo sangat dibutuhkan saat ini, karena yang bertahan hanya makan mie instan dan sisa stok makanan dari tempat kos.
"Kami membutuhkan selimut serta bantuan mobil penjemput bagi kami," kata Hartini.
Hari ini memang ada sebagian mahasiswa mulai turun bukit, namun yang hanya ada kendaraan motor atau telah dijemput org tua mahasiswa. Selebihnya masih bertahan sebab bingung tidak ada transportasi ke luar Palu.
Sementara Yusuf, salah satu warga Tolitoli akan melakukan penjemputan tiga anaknya yang kuliah di UNTAD, di antaranya ada satu anak bekerja sebagai asisten dosen.
Ia mengaku pascagempa Jumat lalu sempat komunikasi dengan salah satu anak melalui seluler, tapi belum bisa ketemu karena belum turun dari bukit Tondo.
Ia mengaku anak yang dihubungi itu selamat, namun masih ada dua anaknya yang belum ada kabar.
"Saya sudah memasukkan nama anak-anaknya di daftar pencarian orang di beberapa posko pengungsian," ujarnya singkat.