Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera mengujicobakan teknologi Microbubble budidaya udang Vaname ultra-intensif di beberapa wilayah Jakarta.
"Ini akan segera (diujicobakan) pada awal Januari, saya akan bergerak masuk ke Muara Angke, Cilincing, Kamal Muara, dan sebagainya," ujar Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja kepada pers di Jakarta, Rabu.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa pihaknya akan memilih lokasi-lokasi yang bisa ditempatkan teknologi Microbubble tersebut, di samping mengenai standar pakan, benih, kemudian air dan teknologinya tetap dikendalikan oleh pihaknya mengingat hal tersebut masih dalam skala ujicoba.
"Begitu sudah terpasang, kemudian sudah mulai tampak hasilnya baru saya menghadap (Gubernur DKI Jakarta)," kata Syarief usai meninjau langsung udang Vaname hasil budidaya yang menggunakan teknologi Microbubble dengan integrasi Recirculating Aquaculture System atau RAS.
Rencana akan mengujicoba hasil penemuan teknologi Microbubble tersebut disinggung oleh Sjarief dalam pidato sambutannya saat meluncurkan secara resmi teknologi tersebut. "Setelah begitu mulai panen kita menghadap Gubernur, kita sampaikan ini adalah salah satu launching kampung Vaname di Jakarta," ujarnya.
Alasan dipilihnya kota Jakarta sebagai lokasi ujicoba teknologi ini, menurut Sjarief karena ekosistem perairan di kota itu sudah mengkhawatirkan dan membuat nelayan terpaksa melaut dalam jarak yang jauh.
"Salah satunya karena ekosistem perairannya sudah sangat berat dalam arti kualitas airnya sudah tidak bagus, banyak sampah plastik sehingga nelayan terpaksa harus jauh ke lautnya untuk memperoleh pendapatan. Ini sangat tidak baik untuk ekonomi mereka," tutur Sjarief.
Menurut Kepala BRSDM tersebut, salah satu keunggulan teknologi budidaya udang tersebut yakni bisa diaplikasikan di tengah perkotaan yang jauh dari sumber air laut mengingat pengelolaan media air budidaya dilakukan secara berkelanjutan.
Dengan adanya teknologi Microbubble dalam kolam ukuran volume 49 meter kubik selama 60 hari pembesaran mampu menghasilkan udang berukuran berat 14 gram per ekor dari berat awal 0,5 gram, serta meraup keuntungan bersih sekitar 94,3 juta per tahun hanya dengan nilai investasi awal Rp31 juta.