Gaza City (ANTARA
News) - Sayap militer Hamas, Selasa, menolak usul-usul gencatan senjata
Mesir di Gaza, serta mengancam akan meningkatkan konflik dengan Israel
jika ketentuan itu tidak memuaskan.
"Tidak ada pihak resmi atau tidak resmi menghubungi kami tentang
gencatan senjata yang diberitakan di media itu...(tetapi) jika isi dari
usul itu benar, itu adalah satu penyerahan dan kami menolaknya," kata
Brigade al-Qassam, dalam satu pernyataan.
"Perang kami dengan musuh itu akan ditingkatkan."
Mesir, Senin malam, mengusulkan Israel dan Hamas mengakhiri
permusuhan pada pukul 006.00 GMT (13.00 WIB) Selasa, setelah tujuh hari
pertumpahan darah di Gaza yang menewaskan setidaknya 186 warga
Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak.
Dalam Operation Protective Edge Israel mulai 8 Juli untuk
menghentikan penembakan roket dari para pejuang Gaza, Israel dan Hamas
terlibat ratusan serangan udara dan serangan roket.
Selama serangan itu tidak ada warga Israel yang tewas.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyambut baik usul Mesir
itu, dan kabinet Israel mengatakan pihaknya akan bersidang Selasa untuk
membicarakannya.
Tetapi Hamas menolak menghentikan penembakan roket sampai satu perjanjjian yang luas diberlakukan.
Hamas mengatakan pihaknya menginginkan blokade Israel atas Gaza
dicabut, dan pembukaan tempat penyeberangan perbatasan Rafah dengan
Mesir masuk dalam setiap perjanjian gencatan senjata.
Hamas juga menginginkan Israel membebaskan para warga Palestina
yang ditahan kembali setelah dibebaskan dalam pertukaran dengan serdadu
Israel, Gilad Shalit, yang diculik pihak pejuang Palestina beberapa
tahun lalu.
Sayap militer Hamas tolak usul gencatan senjata Mesir
Selasa, 15 Juli 2014 15:53 WIB