Gorontalo (ANTARA) - Salah seorang warga Desa Tamaila, Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Soman mengatakan jika suku Polahi yang tinggal di tengah hutan dan perbukitan di daerah itu membutuhkan pendidikan yang layak.
Menurut Soman yang telah berteman lama dengan suku Polahi tersebut, jika ada lagi relawan pendidikan lainnya yang ingin datang untuk mendedikasikan dirinya untuk anak-anak polahi maka ia akan siap menjadi ojek gratis.
"Saya rela menembus hutan secara gratis demi mengantarkan guru yang mau mengajar untuk anak-anak polahi dari pergi hingga pulang," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo mengatakan jika pihaknya memfasilitasi pendidikan suku Polahi melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
"Beberapa waktu lalu juga kita pernah membawa salah seorang suku Polahi, untuk diberikan pelatihan," ucapnya.
Ia mengaku jika Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo berkomitmen untuk memberikan pendidikan bagi seluruh masyarakat di daerah itu, termasuk suku Polahi.
Salah seorang Tutor di PKBM Hutuo Lestari, Paramita Kinanti yang telah 13 kali mengajar suku Polahi mengatakan jika pelatihan awal yang diberikan adalah memegang pensil, pengenalan buku dan menulis nama hingga mengenal rupiah.
"Awalnya kami memberikan pelatihan di Desa Tamaila, jadi 13 orang warga suku Polahi turun ke desa dan memberikan pelatihan di salah satu rumah warga. Menulis menjadi kendala bagi mereka," ujarnya yang telah tiga kali memberikan pelatihan ke permukiman Polahi dan 10 kali di rumah warga tersebut.
Salah seorang anak suku polahi, Ela, mengaku sangat ingin merasakan nikmatnya pendidikan layaknya anak pada umumnya.
"Saya sangat ingin belajar apalagi kalau ada yang mau mengajari kami cara menghitung dan menghapal abjad, seperti yang diajarkan oleh Mita (paramitha Kinanti)," jelas anak perempuan yang seharusnya sudah duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) tersebut.
Hingga saat ini dirinya sudah bisa menghapal angka mulai dari 1 hingga 10, namun terkadang angka-angka tersebut masih sulit untuk diucapkan oleh mereka jika angkanya di acak.
Anak suku Polahi lainnya, Moto yang juga kembaran Ela menjelaskan bahwa dirinya sangat ingin untuk bisa belajar mengetahui berbagai jenis warna.
"Ada banyak warna di pensil warna, tapi saya baru bisa menyebutkan beberapa warna saja, saya erharap ada yang bisa mengajarkan kami untuk menghapalkan warna-warna tersebut," jelasnya lagi dalam bahasa Gorontalo.
Saat tim ANTARA di Gorontalo mendatangi permukiman suku Polahi, sejumlah relawan membawakan bantuan buku gambar dan pensil warna, dan ternyata beberapa anak disana memiliki potensi di bidang seni mewarnai, dan mengasilkan gambar burung dengan warna yang cantik.
Kendala untuk tenaga pengajar atau relawan yang ingin menuju lokasi permukiman Polahi yaitu jarak dan medan yang cukup berat, karena harus menelusuri jalan setapak di dalam hutan dan melewati sungai dengan berjalan kaki.
Mengumpulkan warga suku Polahi untuk datang ke lokasi pelatihan di desa juga cukup sulit, selain itu masalah dana juga bisa menjadi kendala bagi Tutor karena jarak yang cukup jauh dari ibukota Kabupaten.
Warga : Suku Polahi Membutuhkan Pendidikan Yang Layak
Sabtu, 23 Maret 2019 20:36 WIB