Jakarta (ANTARA) - Institut Kebijakan Alternatif Perburuhan Indonesia atau Labor Institute berpendapat pendatang tanpa keterampilan dapat meningkatkan angka pengangguran di DKI.
"Pendatang baru tersebut masuk ke Jakarta tanpa dibekali dengan ketrampilan dan keahlian yang cukup untuk mencari pekerjaan yang sesuai," kata Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia Andy William Sinaga di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan meningkatnya angka pengangguran di Jakarta akan menimbulkan masalah sosial dan kerawanan sosial.
Seperti tidak mempunyai tempat tinggal yang membuat mereka membangun pemukiman ilegal, semakin menjamurnya pedagang kaki lima, pekerja informal (petugas parkir gadungan), dan kerawanan sosial seperti peningkatan kriminalitas dan tawuran.
Labor Institute berpendapat ada empat alasan para pendatang baru tersebut masuk ke Jakarta, pertama kebijakan Gubernur Anies Baswedan yang membuka pintu bagi pendatang baru masuk ke Jakarta.
Kedua banyaknya pembukaan lahan baru seperti pembangunan perumahan dan apartemen di Jakarta yang semakin masif.
"Pabrik - pabrik di kawasan industri di Jakarta akan merekrut pekerja kontrak baru, dan jarak tempuh dari berbagai kota di Jawa ke Jakarta yang sudah semakin singkat karena akses tol trans-Jawa," kata dia.
Agar hal-hal yang buruk dapat diantisipasi Labor Institute Indonesia mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk dapat melakukan operasi yustisi untuk mendata para pendatang baru tersebut.
"Paling tidak memeriksa surat pengantar atau surat pindah dari daerah asal, agar dapat didata, dan bila perlu segera dapat dilatih dan disalurkan ke tempat kerja yang tersedia sebagaimana janji Gubernur Anies, agar para pendatang tersebut tidak menimbulkan masalah baru bagi Ibu Kota," kata dia
Pendatang tanpa keterampilan dapat tingkatkan angka pengangguran
Selasa, 11 Juni 2019 4:50 WIB