DPD: Liberalisasi dan Paham Radikal mengaburkan Pancasila
Jumat, 16 Agustus 2019 11:44 WIB
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta Odang mengatakan liberalisasi dan paham radikal merupakan tantangan berat bagi negara Republik Indonesia di era globalisasi karena telah mengaburkan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Atas nama kebebasan dan demokrasi, dua paham tersebut telah masuk ke masyarakat dengan mempertentangkan antara Pancasila dan Agama, kata Oesman Sapta Odang dalam sambutannya pada sidang bersama DPR dan DPD di Jakarta, Jumat.
"Pancasila sebagai solusi bijak yang telah menjadi konsensus final kita dalam bernegara telah dikaburkan oleh mereka. Sungguh ini merupakan tantangan besar buat kita semua," katanya.
Sungguh ini merupakan tantangan besar buat kita semua. Jika kita lengah, tidak mustahil Indonesia akan tereduksi. Namun kita harus selalu optimis.
Pancasila sebagai filsafat dalam bernegara harus terimplementasi secara terstruktur, sistematis, dan massif di semua lapisan masyarakat. Mulai dari kalangan elit hingga masyarakat yang bersandal jepit. Mulai dari anak-anak dan remaja, hingga kalangan yang sudah dewasa, katanya.
Selain itu pembangunan karakter bangsa harus menjadi bagian dalam upaya peningkatan sumber daya manusia di Indonesia.
“Dunia pendidikan kita harus selalu melahirkan generasi yang berjiwa Indonesia, berjiwa Pancasila,” katanya.
Ia mengingatkan pesan dari Bung Karno yang mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Pesan itu juga mengingatkan tujuan dari pendiri bangsa, yakni Indonesia dibangun oleh satu untuk semua, semua untuk satu dan semua untuk semua.
Oso juga mengajak untuk mensyukuri, menjaga serta mengembangkan keberagaman itu.
“Mari kita syukuri keberagaman ini, mari kita jaga dan lestarikan keberagaman ini, mari kita kembangkan semua potensi ini,” kata dia.
Atas nama kebebasan dan demokrasi, dua paham tersebut telah masuk ke masyarakat dengan mempertentangkan antara Pancasila dan Agama, kata Oesman Sapta Odang dalam sambutannya pada sidang bersama DPR dan DPD di Jakarta, Jumat.
"Pancasila sebagai solusi bijak yang telah menjadi konsensus final kita dalam bernegara telah dikaburkan oleh mereka. Sungguh ini merupakan tantangan besar buat kita semua," katanya.
Sungguh ini merupakan tantangan besar buat kita semua. Jika kita lengah, tidak mustahil Indonesia akan tereduksi. Namun kita harus selalu optimis.
Pancasila sebagai filsafat dalam bernegara harus terimplementasi secara terstruktur, sistematis, dan massif di semua lapisan masyarakat. Mulai dari kalangan elit hingga masyarakat yang bersandal jepit. Mulai dari anak-anak dan remaja, hingga kalangan yang sudah dewasa, katanya.
Selain itu pembangunan karakter bangsa harus menjadi bagian dalam upaya peningkatan sumber daya manusia di Indonesia.
“Dunia pendidikan kita harus selalu melahirkan generasi yang berjiwa Indonesia, berjiwa Pancasila,” katanya.
Ia mengingatkan pesan dari Bung Karno yang mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Pesan itu juga mengingatkan tujuan dari pendiri bangsa, yakni Indonesia dibangun oleh satu untuk semua, semua untuk satu dan semua untuk semua.
Oso juga mengajak untuk mensyukuri, menjaga serta mengembangkan keberagaman itu.
“Mari kita syukuri keberagaman ini, mari kita jaga dan lestarikan keberagaman ini, mari kita kembangkan semua potensi ini,” kata dia.