Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Ratusan warga Muhammadiyah di Kabupaten Gorontalo Utara menggelar sholat Idul Adha 1435 hijriah, dipusatkan di halaman Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kwandang, Sabtu.
Sholat Idul Adha tersebut dimulai tepat pukul 07.00 Wita dan berakhir pukul 08.00 Wita dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban yaitu sapi.
Ustadz Sukri Bobihoe, mengatakan, umat Islam tidak mempermasalahkan perbedaan hari pelaksanaan sholat Idul Adha, mengingat keyakinan hati menjadi penentu pelaksanaannya.
"Asalkan pemotongan hewan kurban tidak melewati hari tasyrik sesuai waktu pelaksanaan penyembelihan selama tiga hari berturut-turut setelah sholat Idul Adha," ujarnya.
Ia yang juga bertindak sebagai khotib sholat Idul Adha tersebut mengaku, meyakini 10 Dzulhijjah 1435 hijriyah bertepatan dengan hari Sabtu ini, namun dalam khutbah yang disampaikannya kepada umat Islam yang sudah ikut melaksanakan sholat agar tidak mempermasalahkannya.
Pada khutbah yang disampaikan, ustadz yang laris mengisi kegiatan ceramah agama di berbagai instansi maupun organisasi sosial dan kelompok-kelompok pengajian di daerah ini, menekankan tentang kenikmatan berkurban yang telah diteladankan sejak dahulu kala oleh nabi Ibrahim.
Sehingga, setiap individu Islami diharapkan mampu meneladaninya yaitu dengan mengasah keikhlasan dan memiliki jiwa pengorbanan yang tinggi, agar umat semakin peka dengan berbagai permasalahan sosial maupun kesenjangan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan saat ini.
"Yang kaya ataupun berkelebihan materi, jangan ragu melakukan penyembelihan hewan kurban dan bagi yang belum mampu, diharapkan terus berdoa serta berusaha agar kelak bisa meneladaninya," ujarnya.
Dalam khutbahnya, ustadz Sukri juga menyoroti kasus-kasus korupsi yang banyak dilakukan para pejabat di tingkat pusat hingga daerah, meski mereka telah bertitel haji dan berharta banyak, namun masih saja egois ingin mengumpulkan harta dengan cara-cara yang tidak dibenarkan agama.
Hal itu diakibatkan karena minimnya iman serta menjadi gambaran bahwa kebobrokan akhlak karena tidak memiliki jiwa untuk berkorban, sehingga mereka lupa diri.
"Alasan studi banding, konsultasi dan beragam kegiatan konsumtif lainnya, acapkali dilakukan pejabat untuk memperbanyak pundi-pundi harta, padahal masyarakat masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan," ujarnya.
Ia pun berpesan, agar pelaksanaan pemotongan hewan kurban tahun ini benar-benar dilaksanakan sesuai syariat Islam, sehingga pembagiannya merata untuk fakir miskin dan bukan untuk mereka yang melaksanakan kurban.
Sementara itu, warga Muhammadiyah di Desa Moluo, Fathan Mile mengaku, ia tidak mempermasalahkan perbedaan pelaksanaan sholat Idul Adha, sebab tidak ada pemaksaan karena bergantung pada keyakinan masing-masing.
Ia sendiri memilih melaksanakan sholat Idul Adha hari ini, mengacu pada pengumuman versi Muhammadiyah serta pelaksanaan wukuf di arafah yang sudah dilaksanakan pada Jumat (3/10).