Seorang warga Kota Gorontalo Muhammad Arbhy memanfaatkan sampah dan limbah kayu, plastik, kelapa hingga dedaunan menjadi kerajinan tangan dan dijual hingga ke berbagai daerah di Indonesia Timur.

"Kerajinan yang diproduksi seperti meja, kursi, hiasan meja, hiasan dinding, miniatur, lemari, sofa minimalis, suvenir dan lainnya," ucap dia di Gorontalo, Jumat.

Muhammad Arbhy menjelaskan, untuk mencari uang tidak hanya dengan bahan siap pakai, namun dari sampah juga bisa.

"Sampah harus jadi kekuatan ekonomi kita, lebih baik hidup dari sampah dari pada hidup jadi sampah," kata dia.

Untuk bahan baku limbah kayu dan lainnya, ia peroleh dari toko bangunan, kantor-kantor, pelabuhan hingga sisa sisa kemasan kayu.

Ia menggeluti produksi sampah sejak tahun 2013, namun pada awalnya ia baru memproduksi kaligrafi, bingkai, bunga plastik.

Sampah yang diperoleh berbagai jenis, mulai dari sampah alam, limbah pabrik seperti plastik dan kertas.

"Produk yang dijual mulai dari Rp10 ribu hingga Rp2,5 juta," ungkap dia.

Produk yang paling banyak diminati saat ini adalah meja dan kursi untuk warung kopi, bunga plastik hingga suvenir.

Pemilik UMKM Celoteh Sampah ini menambahkan, dengan produk yang dihasilkan dari sampah dan limbah, ia telah menerima sejumlah bantuan dari pemerintah daerah dan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo berupa peralatan dan akses lainnya.
Seorang pekerja memilah kayu bekas di UMKM Celoteh Sampah di Donggala, Kota Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023