Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki meminta ST2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, mampu menyajikan data untuk menjawab isu pangan terkini.

"Hasil ST2023 harus menjadi pijakan untuk merancang masa depan pertanian dan pangan di Indonesia khususnya di Provinsi Gorontalo sebagai daerah agraris," ujar Budi pada rapat koordinasi verifikasi data ST2023 di Kota Gorontalo, Senin.

Menurut Budiyanto, terdapat dua isu kunci pertanian dan pangan global yang perlu diperhatikan. Pertama, ketahanan pangan terkait ketersediaan, akses dan keterjangkauan. Dalam hal ini yang masih menjadi tantangan adalah pengetahuan dan adaptasi teknologi yang masih kurang, di tengah tekanan permintaan pangan domestik yang terus meningkat.

Isu selanjutnya terkait kualitas dan keamanan pangan. Prevalensi tengkes dan gizi buruk masih relatif tinggi di beberapa wilayah. Keberlanjutan secara sosial, ekonomi dan lingkungan juga tidak kalah penting.

"Sangat banyak manfaat yang bisa kita ambil dari hasil ST2023, misalnya kita bisa mendapatkan data jumlah pelaku usaha pertanian, geospasial statistik pertanian, volume dan nilai produksi komoditas pertanian, struktur demografi petani serta luas lahan pertanian," harapnya.

Berdasarkan data, kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB Provinsi Gorontalo di tahun 2022 adalah sebesar 37,98 persen. Subsektor tanaman pangan memberikan kontribusi terbesar yaitu 19,36 persen, diikuti subsektor perikanan sebesar perikanan 9,65 persen. Selanjutnya hortikultura, perkebunan, peternakan memberikan kontribusi di atas dua persen, dan kehutanan sebesar 0,71 persen.

"Untuk ST2023 kita inginkan diperoleh data pertanian yang betul betul mempresentasikan gambaran sebenarnya dari sektor pertanian di Provinsi Gorontalo," kata dia.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023