Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bone Bolango, M Saparis Soedarjanto mendorong warga menanam bambu kuning, sebagai salah satu langkah memulihkan kondisi Danau Limboto.

Menurut dia Danau Limboto kritis akibat kerusakan lingkungan di bagian hulu, sehingga sering terjadi erosi dan membawa sedimen ke danau.

"Bambu kuning akan mencegah terjadinya erosi. Kalau ditanam di sekitar tebing sungai yang ada di bagian hulu, maka ini akan membantu mengurangi sedimen yang masuk ke danau," ujarnya di Gorontalo, Minggu.

BPDAS bersama warga hingga saat ini baru mulai membudidayakan bambu kuning di tebing sungai yang berada di wilayah Tabongo Timur, Kabupaten Gorontalo.

Pada tahun 2015, pihaknya bersana TNI dan warga membangun dam penahan sebanyak 20 unit, "gully plug" 30 unit, sumur resaoan 20 unit dan menanam komoditi pertanian di lahan 150 hektare.

"Langkah ini masih jauh dari ideal untuk dapat mencegah kerusakan danau lebih lanjut. Untuk itu saya meminta peran seluruh masyarakat, terutama yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai untuk memulihkan kembali ekosistem," jelasnya.

Sementara itu, aktivis lingkungan Rahman Dako menyarankan kepada pemerintah agar mendorong warga untuk menanam buah-buahan.

"Kalau buah-buahan yang ditanam, maka tidak akan ada penebangan pohon di area hulu. Warga bisa memanfaatkan hasilnya dan lingkungan sungai terjaga," katanya.

Ia juga mengungkapkan saat ini wilayah hulu danau terancam oleh tanaman sawit, yang mulai dibudidayakan dalam setahun terakhir.

"Sawit ini yang bisa menambah kerusakan hulu dan akibatnya danau semakin kritis. Pemerintah harus membeli lahan warga di sekitarnya untuk tujuan pemulihan, dari pada warga harus menjual lahan ke perusahaan sawit," lanjutnya.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016