Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo memastikan pendistribusian elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg) dilakukan tepat sasaran.
"Kami memantau langsung pendistribusian elpiji 3kg di masyarakat, termasuk melakukan pengawasan dan Alhamdulillah tidak ada kelangkaan yang terjadi," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Gorontalo Utara Abdul Wahid Baruadi di Gorontalo, Sabtu.
Ia mengatakan kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut sempat mencuat di ruang publik.
"Keresahan sempat terjadi bahkan ada yang menyebut harga elpiji 3kg melonjak mencapai Rp50 ribu per tabung. Namun setelah ditelusuri ternyata informasi tersebut tidak benar adanya," kata Wahid.
Saat ini permintaan tambahan kuota ekstra dilakukan untuk menyikapi curah hujan tinggi yang melanda hampir tiga pekan ini sehingga permintaan elpiji bersubsidi mengalami peningkatan.
Adanya peningkatan permintaan dari kelompok masyarakat pertanian karena musim penghujan. Ada pula permintaan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Peningkatan permintaan ini membuat kami melakukan kajian untuk menyikapi kondisi yang ada. Sehingga sebagai bentuk antisipasi, maka pemerintah daerah mengajukan skema ekstra penambahan kuota fakultatif sebanyak 8 layak operasi (Lo) atau dalam satu kali Lo berjumlah 560 tabung," kata Wahid.
Artinya jika di akumulasi gerak, maka setiap agen mendapat penambahan ekstra tambahan kuota sejumlah 448 tabung.
"Kami berharap peningkatan tambahan ekstra kuota ini akan menstabilkan kembali pemenuhan bahan bakar bersubsidi tersebut," katanya.
Seperti diketahui ada dua agen yang bertugas menyalurkan elpiji di daerah itu, yaitu Cipta Tunggal Lestari dan Palapa Putra Jaya.
"Setelah pihak Pertamina menyetujui usulan ini, maka penyaluran segera dilakukan. Kami pastikan akan mengawasi langsung penyaluran agar tepat sasaran sesuai data dalam log book atau data sasaran di lingkungan pendistribusian setiap pangkalan," katanya.
Pihaknya pun kata Wahid, terus mengedukasi masyarakat khususnya kelompok masyarakat mampu, TNI dan Polri, ASN, termasuk pelaku usaha menengah ke atas agar tidak menikmati elpiji bersubsidi yang hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Kami memantau langsung pendistribusian elpiji 3kg di masyarakat, termasuk melakukan pengawasan dan Alhamdulillah tidak ada kelangkaan yang terjadi," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Gorontalo Utara Abdul Wahid Baruadi di Gorontalo, Sabtu.
Ia mengatakan kelangkaan elpiji bersubsidi tersebut sempat mencuat di ruang publik.
"Keresahan sempat terjadi bahkan ada yang menyebut harga elpiji 3kg melonjak mencapai Rp50 ribu per tabung. Namun setelah ditelusuri ternyata informasi tersebut tidak benar adanya," kata Wahid.
Saat ini permintaan tambahan kuota ekstra dilakukan untuk menyikapi curah hujan tinggi yang melanda hampir tiga pekan ini sehingga permintaan elpiji bersubsidi mengalami peningkatan.
Adanya peningkatan permintaan dari kelompok masyarakat pertanian karena musim penghujan. Ada pula permintaan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Peningkatan permintaan ini membuat kami melakukan kajian untuk menyikapi kondisi yang ada. Sehingga sebagai bentuk antisipasi, maka pemerintah daerah mengajukan skema ekstra penambahan kuota fakultatif sebanyak 8 layak operasi (Lo) atau dalam satu kali Lo berjumlah 560 tabung," kata Wahid.
Artinya jika di akumulasi gerak, maka setiap agen mendapat penambahan ekstra tambahan kuota sejumlah 448 tabung.
"Kami berharap peningkatan tambahan ekstra kuota ini akan menstabilkan kembali pemenuhan bahan bakar bersubsidi tersebut," katanya.
Seperti diketahui ada dua agen yang bertugas menyalurkan elpiji di daerah itu, yaitu Cipta Tunggal Lestari dan Palapa Putra Jaya.
"Setelah pihak Pertamina menyetujui usulan ini, maka penyaluran segera dilakukan. Kami pastikan akan mengawasi langsung penyaluran agar tepat sasaran sesuai data dalam log book atau data sasaran di lingkungan pendistribusian setiap pangkalan," katanya.
Pihaknya pun kata Wahid, terus mengedukasi masyarakat khususnya kelompok masyarakat mampu, TNI dan Polri, ASN, termasuk pelaku usaha menengah ke atas agar tidak menikmati elpiji bersubsidi yang hanya diperuntukkan untuk masyarakat miskin.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024