Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo melaporkan peningkatan signifikan kasus diare di daerah itu, berdampak pada lonjakan pasien masuk rumah sakit seusai libur lebaran.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa di Gorontalo, Jumat mengatakan berdasarkan data dari Sistem Kewaspadaan Dini Respon (SKDR), Kota Gorontalo mencatatkan jumlah kasus tertinggi dengan 17 pasien yang harus dirawat di rumah sakit pada minggu ke-13 dan 38 kasus pada minggu ke-14.
Selain Kota Gorontalo yang menjadi episentrum, Bone Bolango menyusul dengan dua kasus pada minggu ke-13 dan minggu ke-14 sebanyak delapan pasien dirawat akibat diare.
Sementara Kabupaten Pohuwato dan Boalemo masing-masing mencatatkan tujuh kasus pada minggu ke-13 dan delapan pasien yang memerlukan rawat inap minggu ke-14.
Wilayah Kabupaten Gorontalo pada minggu ke-13 melaporkan lima kasus dan pada minggu ke-14 sebanyak tujuh kasus yang dirawat, serta Gorontalo Utara menunjukkan angka yang relatif lebih rendah yaitu dua kasus pada minggu ke-14 dan minggu ke-13 tidak ada pasien masuk rumah sakit akibat diare.
Secara keseluruhan, kata Anang, minggu ke-13 terdapat 38 kasus dan minggu ke-14 sebanyak 71 kasus diare yang tercatat di rawat di rumah sakit yang ada di seluruh kabupaten/kota, dengan tren peningkatan tertinggi terjadi pada minggu ke-14.
Anang menduga perubahan pola makan dan kurangnya kebersihan lingkungan setelah perayaan lebaran menjadi faktor utama pemicu peningkatan kasus diare tersebut.
Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa penyebab pastinya masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
Ia mengimbau masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga terutama anak-anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala diare seperti buang air besar cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan akan pentingnya menjaga kebersihan makanan dan minuman di setiap pengolahan baik dari tahap pemilihan bahan baku hingga tahap penyajian makanan/minuman serta membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun.
Menurutnya, langkah antisipasi penyebaran kasus diare lebih lanjut, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo akan memperkuat pemantauan di wilayah-wilayah yang dianggap rawan, terutama di Kota Gorontalo dan Bone Bolango.
"Upaya peningkatan edukasi mengenai pencegahan diare juga akan digencarkan melalui berbagai media lokal," katanya.
Anang juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat agar tidak terjadi komplikasi serius akibat diare.
Dengan upaya pencegahan dan deteksi dini yang optimal, Dinas Kesehatan berharap dapat menekan angka penyebaran kasus diare di masa mendatang.