Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ikan layang dan bawang merah menjadi komoditas yang memberikan andil paling besar pada inflasi bulan September 2024 yaitu masing-masing 0,18 persen.

"Pada bulan September, Provinsi Gorontalo mengalami inflasi 0,39 persen dibandingkan bulan Agustus," ucap Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif di Gorontalo, Selasa.

Komoditas selanjutnya yang memberikan andil besar yaitu ikan selar atau ikan tude 0,11 persen, pisang 0,04 persen dan ikan tuna 0,04 persen.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi pada bulan September yaitu tomat 0,14 persen, cumi-cumi 0,08 persen, beras 0,04 persen, cabai rawit 0,02 persen dan sabun cuci 0,02 persen.

Untuk inflasi tahun ke tahun, komoditas penyumbang utama inflasi Provinsi Gorontalo yaitu beras 0,83 persen, cabai rawit 0,67 persen, emas perhiasan 0,25 persen, sigaret kretek mesin 0,21 persen dan kue basah 0,14 persen.

Inflasi tahunan Provinsi Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada sembilan kelompok pengeluaran.

Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,10 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,28 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen, kelompok Kesehatan sebesar 1,97 persen.

Selanjutnya kelompok transportasi sebesar 0,02 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,40 persen, kelompok Pendidikan sebesar 0,54 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 3,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,72 persen.

"Sementara dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi tahun ke tahun yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,57 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,63 persen.

 

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024