Cilacap (ANTARA GORONTALO) - Dua pilot Susi Air yang diketahui positif morfin
dalam pengecekan urine di Cilacap, Jawa Tengah, hari ini dibawa ke
Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium Badan
Narkotika Nasional (BNN) pusat.
Dua pilot berkewarganegaraan asing, masing-masing berinisial BH dan DE, diterbangkan dari Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu sore, dengan menggunakan penerbangan khusus Susi Air dan dikawal langsung Kepala BNN Kabupaten Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Edy Santosa.
Saat dihubungi Antara, Kepala BNN Kabupaten Cilacap AKBP Edy Santosa mengatakan pihaknya berinisiatif membawa dua pilot itu ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di Laboratorium BNN Pusat.
"Di samping atas permintaan manajemen Susi Air, kami juga harus membawa mereka menjalani pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan kepastian karena peralatan di BNN Pusat lebih komplet. Pemeriksaan tersebut meliputi rambut dan darah," jelasnya.
Menurut dia, keputusan untuk membawa dua pilot itu ke Jakarta diambil setelah pihaknya bertemu dengan dokter maskapai Susi Air yang datang dari kantor pusatnya di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat.
Kendati demikian, Edy enggan menyebutkan secara rinci apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara BNN Kabupaten Cilacap, dokter maskapai Susi Air, dan kedua pilot tersebut.
"Kami tetap bawa mereka ke sana (BNN Pusat, red.) dulu. Hasil pastinya dari sana," tegasnya.
Seperti diwartakan, sebanyak 44 orang yang terdiri atas pilot, kopilot, pramugari, siswa sekolah penerbangan, dan pekerja lainnya menjalani pemeriksaan urine yang digelar BNN Kabupaten Cilacap di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Rabu (11/1) pagi.
Dari hasil pemeriksaan urine tersebut, dua pilot Susi Air, yakni BH dan DE diketahui positif morfin.
Akan tetapi saat ditanya petugas, BH mengaku tidak mengonsumsi apa pun dalam satu pekan terakhir.
Bahkan saat baru tiba di ruang kedatangan Bandara Tunggul Wulung, BH sempat menolak untuk menjalani pemeriksaan urine namun setelah dilakukan pendekatan oleh petugas bandara dan BNN serta petugas maskapai Susi Air, dia akhirnya bersedia dicek urinenya.
Setelah diketahui positif morfin, BH dan DE dilarang menerbangkan kembali pesawat mereka ke Jakarta dan pihak manajemen Susi Air mendatangkan pilot pengganti dari Bandara Nusawiru.
Informasi yang dihimpun, BH dan DE secara bergantian menjadi pilot dan kopilot dalam rute penerbangan Halim Perdanakusuma-Cilacap pergi pulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Dua pilot berkewarganegaraan asing, masing-masing berinisial BH dan DE, diterbangkan dari Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu sore, dengan menggunakan penerbangan khusus Susi Air dan dikawal langsung Kepala BNN Kabupaten Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Edy Santosa.
Saat dihubungi Antara, Kepala BNN Kabupaten Cilacap AKBP Edy Santosa mengatakan pihaknya berinisiatif membawa dua pilot itu ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di Laboratorium BNN Pusat.
"Di samping atas permintaan manajemen Susi Air, kami juga harus membawa mereka menjalani pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan kepastian karena peralatan di BNN Pusat lebih komplet. Pemeriksaan tersebut meliputi rambut dan darah," jelasnya.
Menurut dia, keputusan untuk membawa dua pilot itu ke Jakarta diambil setelah pihaknya bertemu dengan dokter maskapai Susi Air yang datang dari kantor pusatnya di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat.
Kendati demikian, Edy enggan menyebutkan secara rinci apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan antara BNN Kabupaten Cilacap, dokter maskapai Susi Air, dan kedua pilot tersebut.
"Kami tetap bawa mereka ke sana (BNN Pusat, red.) dulu. Hasil pastinya dari sana," tegasnya.
Seperti diwartakan, sebanyak 44 orang yang terdiri atas pilot, kopilot, pramugari, siswa sekolah penerbangan, dan pekerja lainnya menjalani pemeriksaan urine yang digelar BNN Kabupaten Cilacap di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Rabu (11/1) pagi.
Dari hasil pemeriksaan urine tersebut, dua pilot Susi Air, yakni BH dan DE diketahui positif morfin.
Akan tetapi saat ditanya petugas, BH mengaku tidak mengonsumsi apa pun dalam satu pekan terakhir.
Bahkan saat baru tiba di ruang kedatangan Bandara Tunggul Wulung, BH sempat menolak untuk menjalani pemeriksaan urine namun setelah dilakukan pendekatan oleh petugas bandara dan BNN serta petugas maskapai Susi Air, dia akhirnya bersedia dicek urinenya.
Setelah diketahui positif morfin, BH dan DE dilarang menerbangkan kembali pesawat mereka ke Jakarta dan pihak manajemen Susi Air mendatangkan pilot pengganti dari Bandara Nusawiru.
Informasi yang dihimpun, BH dan DE secara bergantian menjadi pilot dan kopilot dalam rute penerbangan Halim Perdanakusuma-Cilacap pergi pulang.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017