Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten Pohuwato mengembangkan tanaman coklat berkelanjutan, sebagai upaya mendorong daerah itu menjadi sentra kakao yang berwawasan lingkungan.

Kepala Bapeda Kabupaten Pohuwato Irfan Saleh, Rabu mengatakan program tersebut sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021, dan wilayah pengembangannya adalah di Kecamatan Taluditi.

"Untuk mempercepat tujuan ini Bapeda telah membentuk tim terpadu yang berisikan semua SKPD dan NGO bidang pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat," katanya saat Lokakarya Pengembangan Kakao Berkelanjutan dengan Peluang Pasar Internasional.

Ketua Kelompok Tani Mandiri Taluditi, Nasroi menjelaskan, petani kakao Taluditi mulai mengembangkan kakao berkelanjutan pada awal tahun 2016 melalui pendampingan yang dilakukan oleh Burung Indonesia.

Berbagai kegiatan peningkatan kapasitas petani dilakukan hingga belajar langsung ke Pusat Penelitian Kakao di ICCRI Jember.

"Selain itu juga ada program cacao doctor, dimana petani kakao belajar langsung oleh petani kakao yang telah berhasil di daerah lain," imbuhnya.

Hingga saat ini Petani Kakao Taluditi telah mengirimkan lima kali hasil panennya dengan total 15 ton yang memenuhi standar pasar internasional.

Sementara itu, Manajer Burung Indonesia Program Gorontalo Amsurya Warman Amsa menilai bahwa pengembangan kakao yang berkelanjutan tersebut terletak di desa-desa di pinggir kawasan hutan yang merupakan calon lokasi Restorasi Ekosistem (RE) Burung Indonesia.

Menurutnya hal itu merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan penghidupan secara berkelanjutan.

"Penekanannya bukan hanya bagaimana mendapatkan produksi kakao berjumlah besar, namun juga tetap memperhatikan keutuhan hutan yang tersisa. Kegiatan ini merupakan kontribusi dari Kabupaten Pohuwato dalam mempertahankan predikat Provinsi Gorontalo sebagai provinsi konservasi," ungkapnya.

Koordinator VECO Indonesia Peni Agustianto menguraikan bahwa biji kakao yang berkualitas baik akan menghasilkan tiga turunan yaitu liquor (minyak kakao), butter (margarin) dan powder (bubuk kakao).

Setiap produk tersebut punya harga yang berbeda-beda dan tidak semua biji bisa menghasilkan ketiga produk tersebut.

Kualitas biji kakao sangat dipengaruhi teknik budidaya yang dilakukan. Penerapan teknik budidaya yang benar dan konsisten akan menjamin kualitas biji kakao sesuai dengan spesifikasi yang diiinginkan pasar internasional.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017