Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Gorontalo Utara di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menghentikan kegiatan belajar mengajar pascabanjir yang merendam seluruh ruangan di sekolah itu.

Guru kelas merangkap Kepala Panti Asuhan "Nur Yatin" SLB Negeri Gorontalo Utara, Seska Lagona, Selasa di Gorontalo, mengatakan, kondisi sekolah dipenuhi lumpur, ruangan kelas seluruhnya terendam, termasuk ruang IT, perpustakaan, ruang musik dan dewan guru.

"Tujuh unit komputer rusak terendam banjir, peralatan musik yaitu orjen dan perangkatnya juga rusak, termasuk buku-buku pelajaran yang ada di perpustakaan," ujarnya.

Banjir merendam sekolah yang terletak di Desa Leboto, Kecamatan Kwandang atau di lintas Sulawesi yang berada di wilayah daerah aliran sungai (DAS).

Intensitas hujan yang sangat tinggi kata Seska, menyebabkan luapan air sungai dan merendam pemukiman termasuk SLB itu, pada Senin 8 Januari 2018 mulai pukul 22.30 Wita.

Aktivitas sekolah tetap berlangsung namun kegiatan belajar dihentikan sebab ruangan kelas harus dibersihkan dari lumpur yang terbawa banjir, ditambah kursi dan meja dalam kondisi basah sehingga tidak layak digunakan.

Seluruh ruangan di SLB itu terendam banjir mencapai 30 senti meter, termasuk merendam ruang tidur di Panti Asuhan yang menyebabkan 30 anak panti SLB tidur berhimpitan di ranjang susun.

Seska mengatakan, 102 siswa SLB itu terdiri dari anak penyandang tuna rungu, tuna daksa, tuna netra dan tuna grahita.

Rusaknya beberapa unit komputer dan peralatan musik yang sangat mendukung aktivitas pembelajaran, diharapkan segera mendapat perhatian pemerintah.

Termasuk peningkatan pembangunan infratruktur mengatasi banjir yang menjadi musibah tahunan di wilayah itu, khususnya saat musim penghujan tiba.

Banjir merendam beberapa wilayah di kabupaten itu, diantaranya Desa Jembatan Merah, Bubode, Milango dan Leyao di Kecamatan Tomilito serta Desa Moluo, Alata Karya, Leboto, Mootinelo dan Titidu di Kecamatan Kwandang.

Banjir tidak hanya merendam pemukiman warga, namun masjid, sekolah dan areal pertanian, terjadi mulai Senin malam pukul 19.00 Wita dengan ketinggian air bervariasi mencapai 30 centimeter-1 meter.    

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018