Gorontalo, 21/2 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo menyosialisasikan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Bone Bolango.
Sekretaris Kabupaten Gorontalo Khadijah Tayeb, Kamis, mengatakan pengelolaan DAS Limboto akan dilakukan berkesinambungan secara terpadu agar kelestarian dan keseimbangan alam dapat terus terjaga.
"Tujuannya untuk meminimalkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor," katanya.
Kelestarian daerah aliran sungai, kata Khadijah, menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten agar tetap lestari, sehingga dampak kerusakannya tidak mengancam keselamatan warga yang bermukim di sekitarnya.
Ia mengatakan, diperlukan sinergi dan kesadaran dari seluruh pihak, termasuk masyarakat untuk ikut bertanggung jawab menjaga kelestarian DAS.
"Tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah, namun diperlukan dukungan dari seluruh pengusaha maupun pemangku kepentingan di daerah ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, tiga sungai yaitu Biyonga, Alopohu dan Rintenga, termasuk Danau Limboto mengalami kerusakan cukup parah di bagian atas DAS serta di sebelah tebing kiri dan kanan sungai.
Hal itu menyebabkan banyaknya material tanah terseret dalam aliran sungai dan mengendap di danau, ini menyebabkan pendangkalan Danau Limboto.
Menurut Khadijah, masalah sedimentasi yang mengancam keberadaan, fungsi dan historis danau yang menjadi ikon Provinsi Gorontalo ini harus ditangani dengan serius, terencana, dan efektif.
"Mekanismenya harus didasari perencanaan partisipatif, aplikatif, transparatif dan akuntabel," katanya.
Peran pemerintah pusat, provinsi dan daerah serta perguruan tinggi bersama seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam mewujudkan perencanaan tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Kelembagaan BP-DAS Bone Bolango Abdul Rahman Gobel mengatakan, pengelolaan DAS Limboto akan terwujud melalui harmonisasi antarwilayah dan generasi secara terus menerus.
Menurut dia, pengelolaan DAS harus dimulai dengan perencanaan yang matang, serta pengawasan ketat dalam pelaksanaannya, agar pendayagunaan dan pengendalian sumber daya alam pada kawasan lindung, restorasi dan rehabilitasi hutan dapat berjalan optimal.
Sosialisasi tersebut dihadiri sejumlah kepala dinas, pejabat Bappeda, seluruh camat yang wilayahnya berada di DAS Limboto, serta Iswan Dunggio, peneliti DAS Limboto. (Susanti Sako)
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2013
Sekretaris Kabupaten Gorontalo Khadijah Tayeb, Kamis, mengatakan pengelolaan DAS Limboto akan dilakukan berkesinambungan secara terpadu agar kelestarian dan keseimbangan alam dapat terus terjaga.
"Tujuannya untuk meminimalkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor," katanya.
Kelestarian daerah aliran sungai, kata Khadijah, menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten agar tetap lestari, sehingga dampak kerusakannya tidak mengancam keselamatan warga yang bermukim di sekitarnya.
Ia mengatakan, diperlukan sinergi dan kesadaran dari seluruh pihak, termasuk masyarakat untuk ikut bertanggung jawab menjaga kelestarian DAS.
"Tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah, namun diperlukan dukungan dari seluruh pengusaha maupun pemangku kepentingan di daerah ini," ujarnya.
Ia menjelaskan, tiga sungai yaitu Biyonga, Alopohu dan Rintenga, termasuk Danau Limboto mengalami kerusakan cukup parah di bagian atas DAS serta di sebelah tebing kiri dan kanan sungai.
Hal itu menyebabkan banyaknya material tanah terseret dalam aliran sungai dan mengendap di danau, ini menyebabkan pendangkalan Danau Limboto.
Menurut Khadijah, masalah sedimentasi yang mengancam keberadaan, fungsi dan historis danau yang menjadi ikon Provinsi Gorontalo ini harus ditangani dengan serius, terencana, dan efektif.
"Mekanismenya harus didasari perencanaan partisipatif, aplikatif, transparatif dan akuntabel," katanya.
Peran pemerintah pusat, provinsi dan daerah serta perguruan tinggi bersama seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan dalam mewujudkan perencanaan tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Kelembagaan BP-DAS Bone Bolango Abdul Rahman Gobel mengatakan, pengelolaan DAS Limboto akan terwujud melalui harmonisasi antarwilayah dan generasi secara terus menerus.
Menurut dia, pengelolaan DAS harus dimulai dengan perencanaan yang matang, serta pengawasan ketat dalam pelaksanaannya, agar pendayagunaan dan pengendalian sumber daya alam pada kawasan lindung, restorasi dan rehabilitasi hutan dapat berjalan optimal.
Sosialisasi tersebut dihadiri sejumlah kepala dinas, pejabat Bappeda, seluruh camat yang wilayahnya berada di DAS Limboto, serta Iswan Dunggio, peneliti DAS Limboto. (Susanti Sako)
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2013