Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di lima kabupaten di Provinsi Gorontalo pada September 2014 tercatat Nilai Tukar Petani (NTP) naik 0,12 persen dibandingkan Agustus 2014 yaitu dari 101,66 menjadi 101,79.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Ihsanurijal, Senin mengatakan kenaikan NTP pada September 2014 disebabkan adanya kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

Pada periode Januari-Agustus 2014 NTP Provinsi Gorontalo tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 101,98 dan terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 100,06.

Kenaikan terjadi pada subsektor hortikultura naik sebesar 1,80 persen, subsektor peternakan sebesar 0,64 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,03 persen.

Sebaliknya dua NTP subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,02 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17 persen.

Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia ada delapan provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100.

NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai sebesar 105,16 yang diikuti Maluku Utara sebesar 104,09, Sulawesi Barat sebesar 103,37, Sulawesi Tengah 102,26, Gorontalo sebesar 101,79, Sulawesi Tenggara sebesar 101,64, Papua Barat sebesar 100,72 dan Maluku sebesar 100,43.

Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Papua sebesar 97,08, kemudian disusul Sulawesi Utara dengan 99,87.

NTP nasional sebesar 102,36 mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,06.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. Semakin tinggi NTP, semakin kuat pula daya beli petani.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014