Gorontalo (ANTARA) - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontal Herniaty Moridju menilai anggaran infrastruktur di daerah itu harus terfokus di wilayah rawan bencana alam.
Dalam pernyataan di Gorontalo, Ahad, legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu memberi contoh wilayah terdampak bencana di Desa Topi, Kecamatan Biau, yang pada Selasa (11/2) diterjang gelombang pasang yang merusak infrastruktur jalan hingga rumah-rumah penduduk.
Kemudian, keesokan harinya yakni Rabu (12/2) badai melanda wilayah permukiman di desa kawasan pesisir tersebut sehingga menyebabkan dua unit rumah rusak parah.
"Pemkab perlu jeli memperhatikan kondisi ini, dengan cara melakukan pendataan daerah rawan bencana alam disertai fokus membangun infrastruktur yang kuat," katanya.
Ia menegaskan kepentingan masyarakat di wilayah-wilayah rawan terdampak bencana alam perlu menjadi prioritas agar aktivitas masyarakat terjamin dan berlangsung normal.
"Dan juga pertumbuhan perekonomian desa dapat terealisasi optimal," kata Herniaty Moridju.
Sementara itu, Kepala Desa Topi Tajudin Mii mengatakan pihaknya sudah melaporkan kondisi bencana gelombang pasang dan angin kencang yang melanda wilayah itu ke pemerintah kecamatan dan kabupaten.
Ia mengatakan, kebanyakan rumah penduduk yang terdampak sapuan gelombang tinggi dan angin kencang, berada di Dusun Karang Hijau.
Dua unit rumah dilaporkan dalam kondisi rusak parah, milik Yunus Dai dan Dudi Mii. Bagian dinding rumah sebagian roboh, atapnya pun terbang tersapu angin kencang.
Diperkirakan total kerugian yang dialami sekitar Rp20 juta per rumah.
Pemerintah desa berharap, bantuan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi, bisa tersalurkan untuk masyarakat terdampak bencana di desa itu, demikian Tajudin Mii.