Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga RI menghormati keputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang disepakati antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dalam pembicaraan hari Selasa.
Penundaan tersebut diputuskan dengan mempertimbangkan masih tingginya penyebaran wabah COVID-19 secara global dan dikhawatirkan mengancam keamanan dan keselamatan para atlet.
"Kemenpora menghormati sepenuhnya pernyataan bersama IOC dan panitia Olimpiade Tokyo 2020. Seperti diketahui, Presiden IOC Thomas Bach dan Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo telah mengadakan 'video conference' tentang kepastian Olimpiade Tokyo di tengah merebaknya wabah COVID-19," kata Sekretaris Kemenpora RI Gatot S. Dewa Broto melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kemenpora yang memantau pembicaraan tersebut, turut mengapresiasi sikap IOC dan pemerintah Jepang yang lebih mengutamakan keselamatan seluruh atlet dan semua pihak yang akan terlibat dalam olimpiade.
"Sehubungan dengan penundaan sampai musim panas 2021, Kemenpora juga mendukung sepenuhnya kesepakatan yg memastikan bahwa Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung paling lambat tahun depan akan digabung dengan Paralimpiade, sehingga akan bernama 'Olympic and Paralympic Games Tokyo 2020'," Gatot menjelaskan.
Sebelum menyepakati penundaan, Abe sempat bersikukuh bahwa Olimpiade Tokyo bisa berlangsung sesuai jadwal. Namun munculnya desakan dan situasi yang masih tak memungkinkan, mendorong pemerintah Jepang agar membuat keputusan dengan IOC.
"Keputusan (penundaan) ini untuk memastikan kesehatan para atlet dan semua orang yang terlibat di olimpiade serta komunitas internasional," kata Abe dalam laporan Reuters.
Keputusan kedua belah pihak tersebut sekaligus menandai untuk pertama kalinya olimpiade mengalami penundaan dalam 124 tahun sejarah pelaksanaannya. Sebelumnya olimpiade pernah dibatalkan akibat dua perang dunia.
Kemenpora hormati keputusan penundaan Olimpiade Tokyo
Rabu, 25 Maret 2020 7:00 WIB