Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, pada kunjungan kerjanya di Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Rabu, meminta agar nelayan tidak melakukan pemboman ikan.
Masih banyak laporan diterimanya kata Gubernur, terkait aktivitas pemboman ikan yang sering terjadi, seperti di wilayah Dumolodo, Kecamatan Gentuma dan Malambe, Kecamatan Ponelo Kepulauan.
"Pemboman ikan yang merupakan aksi "ilegal fishing" berdampak buruk bagi laut kita, sehingga jangan sampai terjadi lagi," ujar Gubernur dihadapan masyarakat Desa Kikia, Kecamatan Sumalata.
Ia pun langsung menanggapi aspirasi masyarakat Desa Kikia, yang meminta tambahan armada di wilayah perairan bagian barat kabupaten ini, menjangkau laut Sumalata, Biawu dan Tolinggula untuk mencegah aksi pemboman ikan.
Gubernur menambahkan, peningkatan bantuan perikanan diantaranya kapal inka mina diatas 30 Gross Ton (GT), mampu mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan di Gorontalo Utara.
Tahun 2014, kabupaten ini mendapat alokasi bantuan 2 unit kapal inka mina bermesin 30 Gross Ton (GT) dari Pemerintah Provinsi Gorontalo, diharapkan tahun 2015 bisa menambah 5 unit lagi.
Bantuan tersebut harus mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan, apalagi kapal inka mina seharga Rp1,4 miliar per unit dilengkapi alat pendeteksi keberadaan ikan, GPS dan pendingin "cool storage".
Sehingga dipastikan mampu mendorong kesejahteraan nelayan. "Kelompok yang dibentuk harus benar-benar nelayan, agar bantuan termanfaat dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gorontalo Utara, Roni Imran, mengaku sangat bersyukur terhadap bantuan kapal ikan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Saat ini, sudah ada 9 unit kapal inka mina 30 GT di daerah ini dan diharapkan semakin meningkat setiap tahun.
"Minimal kita punya 30 unit kapal inka mina 30 GT, untuk mendukung target produksi ikan 20 ribu ton per tahun," ujar Wabup.
Kunjungan kerja Gubernur Gorontalo Rusli Habibie tersebut, dirangkaikan dengan peringatan 3 tahun kepemimpinan Pemerintahan "NKRI" (Gubernur Rusli Habibie-Wakil Gubernur Idris Rahim) serta Hari Patriotik 23 Januari 1942.