Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Badan Kerja Sama Internasional Jepang
(Japan International Cooperation Agency/JICA) menjamin pemberian
pinjaman untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) koridor
selatan-utara tahap II yang ditargetkan rampung pada 2018, kata Andrinof
A. Chaniago.
"JICA memberitahukan bahwa mereka akan melanjutkan proyek yang sudah direncanakan sebelumnya, seperti untuk tahap kedua MRT," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas itu seusai bertemu dengan Presiden JICA Akihiko Tanaka di Jakarta, Kamis.
Kebutuhan pembiayaan proyek MRT tahap II ini, kata Andrinof, membutuhkan total anggaran sekitar Rp16 triliun. Namun, Andrinof tidak merinci berapa yang akan ditanggung JICA, mengingat jika melihat skema pembiayaan tahap I, Pemerintah Daerah DKI Jakarta melalui APBD juga ikut berpartisipasi.
"MRT tahap dua pendanaannya dibagi, tapi semua masih on the track. JICA memberikan rasa aman, dan menyatakan pemerintah tidak perlu ragu melanjutkan," ujar dia.
Pembangunan MRT koridor selatan-utara tahap II mencakup rute Bundaran Hotel Indonesia hingga Kampung Bandan dengan panjang 8,1 kilometer.
JICA juga berkontribusi dalam pembiayaan MRT koridor selatan-utara tahap I untuk rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer. Pembangunan tahap I ini telah berjalan dan ditargetkan selesai pada waktu yang sama dengan tahap II di 2018.
Lebih lanjut, selain memastikan pembiayaan untuk MRT, kata Andrinof, JICA juga menegaskan komitmennya untuk berpartisipasi dalam pembangunan beberapa model infrastruktur seperti jaringan listrik Sumatera-Jawa, pembangunan beberapa infrastruktur energi, dan juga fasilitas kawasan pendukung industri yakni "Technopark".
Bappenas telah merencanakan untuk membangun minimal 100 "Technopark" untuk mendukung pengembangan kawasan industri.
"Untuk technopark, mereka berpartisipasi lewat segi teknis," ujarnya.
Secara umum, ujar Andrinof, JICA sangat mendukung seluruh program pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Pokoknya JICA mengapresiasi apa yang digariskan di visi misi RPJMN. Termasuk yang di situ kita sebut dari awal pembangunan yang memperhatikan pelestarian lingkungan, dan pelestarian lahan produktif. Pihak JICA dan Jepang mendukung itu sebagai acuan dalam memberikan dukungan kerja sama," kata dia.
"JICA memberitahukan bahwa mereka akan melanjutkan proyek yang sudah direncanakan sebelumnya, seperti untuk tahap kedua MRT," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas itu seusai bertemu dengan Presiden JICA Akihiko Tanaka di Jakarta, Kamis.
Kebutuhan pembiayaan proyek MRT tahap II ini, kata Andrinof, membutuhkan total anggaran sekitar Rp16 triliun. Namun, Andrinof tidak merinci berapa yang akan ditanggung JICA, mengingat jika melihat skema pembiayaan tahap I, Pemerintah Daerah DKI Jakarta melalui APBD juga ikut berpartisipasi.
"MRT tahap dua pendanaannya dibagi, tapi semua masih on the track. JICA memberikan rasa aman, dan menyatakan pemerintah tidak perlu ragu melanjutkan," ujar dia.
Pembangunan MRT koridor selatan-utara tahap II mencakup rute Bundaran Hotel Indonesia hingga Kampung Bandan dengan panjang 8,1 kilometer.
JICA juga berkontribusi dalam pembiayaan MRT koridor selatan-utara tahap I untuk rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,2 kilometer. Pembangunan tahap I ini telah berjalan dan ditargetkan selesai pada waktu yang sama dengan tahap II di 2018.
Lebih lanjut, selain memastikan pembiayaan untuk MRT, kata Andrinof, JICA juga menegaskan komitmennya untuk berpartisipasi dalam pembangunan beberapa model infrastruktur seperti jaringan listrik Sumatera-Jawa, pembangunan beberapa infrastruktur energi, dan juga fasilitas kawasan pendukung industri yakni "Technopark".
Bappenas telah merencanakan untuk membangun minimal 100 "Technopark" untuk mendukung pengembangan kawasan industri.
"Untuk technopark, mereka berpartisipasi lewat segi teknis," ujarnya.
Secara umum, ujar Andrinof, JICA sangat mendukung seluruh program pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
"Pokoknya JICA mengapresiasi apa yang digariskan di visi misi RPJMN. Termasuk yang di situ kita sebut dari awal pembangunan yang memperhatikan pelestarian lingkungan, dan pelestarian lahan produktif. Pihak JICA dan Jepang mendukung itu sebagai acuan dalam memberikan dukungan kerja sama," kata dia.