Gorontalo (ANTARA) - Sejumlah pedagang bahan pangan di Gorontalo mulai menjajaki pasar daring atau online sejak merebaknya pandemi COVID-19.
Sistem pasar online ini, juga dapat membantu para petani kecil dalam melariskan hasil kebunnya tanpa harus repot dengan sistem pemasaran online.
Salah seorang yang memanfaatkan teknologi untuk berdagang adalah Warda Putri Buhang (28) di Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, Sabtu.
Semula ibu rumah tangga tersebut hanya berdagang buah dan sayur organik, namun sejak Pandemi COVID-19 ia mulai menawarkan sembako dan bahan pangan lainnya melalui "Pasar Rakyat Online".
"Saya ingin membantu para ibu untuk memenuhi kebutuhan dapur mereka, karena saat itu mulai banyak yang takut ke pasar dan ada imbauan di rumah saja," ungkapnya di Gorontalo.
Ia bersama lima anggota timnya menerima pesanan rempah-rempah, beras, ikan, hingga kopi dan makanan ringan melalui aplikasi Whatsapp dan mengantarkannya langsung ke alamat pelanggan.
"Sebagian besar bahan pangan kami ambil dari petani kecil. Sebagian dari pemasok besar misalnya kacang hijau dan bawang, juga kerjasama dengan UMKM untuk kopi dan snack," jelasnya.
Dalam sehari, Warda dan timnya melayani pesanan dari 17 hingga 30 pelanggan yang meliputi area Kota Gorontalo dan ibukota Kabupaten Gorontalo.
LSM lingkungan yakni Jaringan Advokasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Japesda) juga meluncurkan pasar daring "Ramba-Ramba", sejak merebaknya COVID-19.
"Banyak petani di desa dampingan kami yang hasil pertaniannya sulit dipasarkan sejak pandemi ini. Kami berinsiatif membawa hasil bumi itu ke kota, serta memasarkannya di sini," ungkap anggota Japesda, Baim.
Hasil bumi seperti ketela, pisang, bengkoang, pepaya, sayur, cabe, dan tomat diambil dari para petani di Desa Saritani Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
Sementara berbagai jenis ikan dan udang, diambil dari hasil tangkapan para nelayan di Desa Torosiaje Kecamatan Popayato Kabupaten Pohuwato.**