Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengusulkan status Bandara Djalaluddin menjadi bandara internasional karena landasan pacu dan terminal baru yang sedang dibangun sudah memenuhi standar.
Selain itu, juga untuk membuka akses jalur manca negara dari dan ke Gorontalo, kata Gubernur di Gorontalo, Senin.
"Posisi Gorontalo sangat strategis karena berdekatan dengan Malaysia serta Filipina. Kita juga menjadi bandara alternatif setelah Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado, Sulawesi Utara," katanya.
Beralihnya status Bandara Djalaluddin diharapkan dapat menggerakkan sektor perekonomian daerah, khususnya di bidang pariwisata dan arus barang.
Pengalihan status tersebut, diharapkan dapat mempercepat keinginan Provinsi Gorontalo untuk menjadi Embarkasi Haji Penuh (EHP) pada setiap musim haji
Selama ini, kata Gubernur, di wilayah Timur Indonesia baru ada satu EHP yang melayani penerbangan haji dari Sulawesi, Maluku dan Papua yakni di Bandara Hasanuddin Makassar.
"Sejak tahun 2012 Gorontalo sudah menjadi embarkasi haji antara (EHA). Salah satu syaratnya untuk menjadi EHP yakni peningkatan faslitas bandara. Nah mudah-mudahan jika landasan pacu dan terminalnya sudah bagus, maka jalan ke arah sana jadi terbuka. Calon Jemaah haji asal Gorontalo, Sulut, Maluku dan Papua bisa terbang dari sini," ujarnya.
Untuk tahun 2016, pemprov mengusulkan anggaran sebesar Rp784 miliar untuk peningkatan status layanan Bandara Djalaluddin dan pembangunan Bandara Baru Pohuwato.
Sementara itu, warga Kota Gorontalo Syarifudin (60) meminta gubernur agar lebih realistis dalam merencanakan pengembangan bandara.
"Lampu landasan saja rusak sehingga penerbangan malam ditutup, tetapi sudah mewacanakan jadi bandara internasional," katanya.
Gubernur Usul Djalaluddin Jadi Bandara Internasional
Senin, 6 April 2015 22:40 WIB