Berdasarkan pantauan ANTARA di posko perbatasan tersebut, petugas dari TNI dan Polri menghentikan kendaraan angkutan umum maupun pribadi yang melintasi jalan Trans Sulawesi tersebut untuk sosialisasikan penutupan perbatasan.
"Sampai sore ini kami masih sosialisasikan aturannya kepada sopir bus dan para penumpang, tapi nanti pukul 24.00 wita resmi tidak boleh ada yang masuk," kata Hamid Lifu, salah seorang personil TNI yang bertugas di perbatasan itu.
Petugas menginformasikan jadwal buka dan tutup perbatasan, serta persyaratan yang harus dipenuhi setiap warga yang hendak masuk dan keluar Gorontalo.
Selain itu, para petugas juga meminta setiap pengendara maupun penumpang bus yang melintasi perbatasan untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
Sejumlah pengendara yang ketahuan tidak memakai masker, diminta berhenti dan mendapat sosialisasi protokol kesehatan.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik lebaran, serta mendirikan posko terpadu bersama Satgas COVID-19 yang memiliki kelengkapan swab antigen dan ruang isolasi sementara.
“Di Provinsi Gorontalo ada empat posko lokasi perbatasan dan semua posko perbatasan sudah kami cek. Kalau dulu itu kan PSBB hanya kami di Gorontalo yang menutup perbatasan, tapi kali ini provinsi tetangga juga melakukan hal yang sama dan kami sudah koordinasi," katanya.
Sebanyak 1.674 personil gabungan diterjunkan untuk pengamanan selama lebaran, termasuk mengamankan posko larangan mudik di Provinsi Gorontalo.
Sebanyak 50 personil Polri akan dibantu 176 personil TNI dan 154 Satpol PP.
Personil itu juga didukung oleh petugas Dinas Kesehatan 54 orang, Dinas Perhubungan 143 orang , Pemadam Kebakaran 50 orang, Basarnas 24 orang, Jasa Raharja 10 orang, dan PLN 20 orang.*
