Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta pada Jumat pagi naik lima poin menjadi Rp14.300 per dolar AS
dibandingkan dengan posisi terakhir kemarin.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan
kemungkinan the Federal Reserve menunda kembali rencana menaikkan suku
bunga pada pertemuan 16-17 September mendorong investor melepas sebagian
dolar AS ke pasar.
"Proyeksi itu memicu pelemahan pada mata uang dolar AS terhadap sebagian mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Selain
itu, ia melanjutkan, the Federal Reserve kemungkinan akan kembali
menunda menaikkan suku bunga itu karena ekonomi Tiongkok sedang
melambat.
Data Producer Price Index (PPI) Tiongkok yang turun bersama penurunan penjualan mobil menambah prospek negatif bagi ekonomi Tiongkok.
Di sisi lain, dia mengatakan, ekonomi Jepang juga terlihat masih
melambat menyusul pengeluaran modal di luar dugaan turun dalam dua bulan
berturut-turut, menandakan aktivitas ekonomi yang minim.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada
menambahkan sebagian pelaku pasar uang juga mulai merespons positif
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Namun masih terbatasnya penguatan rupiah menandakan pelaku pasar uang masih menunggu realisasi kebijakan pemerintah.
Pada Rabu (9/9), Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan yang
antara lain ditujukan untuk memperkuat pengendalian inflasi dan
mendorong sektor rill dari sisi suplai perekonomian, memperkuat
stabilisasi nilai tukar rupiah, memperkuat pengelolaan likuiditas
rupiah, serta memperkuat pengelolaan pasokan dan permintaan valas.
"Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan itu cukup bagus,
diharapkan dapat segera diimplementasi sehingga tidak hanya menjadi
kebijakan yang sifatnya normatif," katanya.
Kurs rupiah naik menjadi Rp14.300 per dolar AS
Jumat, 11 September 2015 12:46 WIB