Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan penanganan banjir di Kota Gorontalo masih mengalami kendala, yaitu alat berat yang susah masuk ke lokasi pekerjaan.
Menurutnya, sampai saat ini warga di bantaran Sungai Bone di Kelurahan Bugis masih enggan untuk direlokasi, meskipun sebagian sebagian rumah warga sudah berada tepat di bibir tanggul sungai yang roboh.
“Akibatnya alat berat jadi susah masuk. Besok kami akan berdiskusi dulu dengan warga, solusinya bagaimana,” ujarnya saat mengunjungi lokasi pekerjaan tanggul tersebut, Senin.
Tanggul Sungai Bone di Kelurahan Bugis menjadi satu dari enam pekerjaan penanganan banjir di Gorontalo.
Di kelurahan tersebut, akan dibangun tanggul sepanjang 400 meter dengan tinggi 3 meter.
“Yang saya takutkan, anggaran besar ini tidak akan terserap dan malah akan kembali ke Jakarta. Sangat merugikan daerah dan pemerintah pusat akan menyalahkan kita karena minta minta anggaran, giliran sudah diberikan ternyata belum siap,” tukasnya.
Selain pekerjaan tanggul, Rusli juga menyoroti aktivitas warga yang masih membuang sampah ke sungai tersebut.
Bantaran sungai yang sudah dipenuhi sampah, akan menambah permasalahan banjir di Kota Gorontalo.Gubernur akan mengundang warga setempat untuk berdiskusi pada Selasa (21/9), bersama unsur pemerintah kota dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II.
Rusli berharap warga yang terkena dampak pekerjaan tanggul bersedia direlokasi, terutama yang rumahnya sudah berada tepat di bibir sungai.