Gorontalo (ANTARA) - Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim meminta agar kampung Keluarga Berkualitas (KB) bukan hanya slogan yang digunakan BKKBN dalam program untuk kesejahteraan masyarakat.
“Harus ada aktivitas dan kegiatan nyata yang berdampak positif kepada masyarakat. Program Dashat harus dilakukan di Kampung KB agar penurunan stunting bisa dicapai,” katanya pada peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kota Gorontalo, Kamis.
Ia beharap Program Dashat di Kampung KB diarahkan untuk menjaga kondisi kesehatan dan kecukupan gizi bagi perempuan sebelum dan setelah menikah, saat hamil, dan menyusui.
Idealnya, lanjutnya, di Kampung KB tidak ada lagi bayi-bayi yang terlantar dan kekurangan gizi.
“Mengkonsumsi makanan sehat itu bukan berarti harus yang mahal. Kita bisa memanfaatkan bahan pangan lokal untuk diolah menjadi makanan yang mengandung gizi seimbang. Upaya ini yang perlu didorong melalui program Dashat agar para ibu dan bayi tercukupi kebutuhan gizinya,” kata Idris.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Hartati Suleman mengungkapkan, jumlah Kampung KB di Gorontalo yang dicanangkan sejak tahun 2017 hingga saat ini sebanyak 155 kampung.
Jumlah itu terdiri dari Kampung KB Dasar sebanyak 30,32 persen, Kampung KB Berkembang 12,26 persen, Kampung KB Mandiri 27,12 persen, dan Kampung KB Berkelanjutan 30,32 persen.
Ia menjelaskan, penguatan kemitraan Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebijakan program Bangga Kencana, mengintegrasikan program Bangga Kencana dengan program lainnya di Kampung KB, serta terlaksananya konvergensi dan intervensi program pembangunan di Kampung KB.
“Sebanyak 58 persen Kampung KB sudah mendapat intervensi program dari lintas sektor, sisanya 42 persen intervensi lintas sektor masih rendah. Kami berharap melalui penguatan kemitraan ini dapat meningkatkan integrasi program di Kampung KB,” kata Hartati.