Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah, masih dipicu kekhawatiran terjadinya resesi global akibat pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral.
Rupiah pagi ini melemah 77 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.575 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.498 per dolar AS.
"Ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (Fed) lebih banyak mendorong imbal hasil obligasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Imbal hasil obligasi AS melonjak di tengah data dan prospek perusahaan yang suram, yang menekan selera risiko investor. Imbal hasil obligasi AS saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008 yaitu 4,136 persen, karena prospek kenaikan suku bunga lebih banyak membuat investor membuang obligasi. Hal itu juga mendorong kenaikan dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah, pasar khawatir resesi global & pengetatan bank sentral