Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Franky Sibarani menyebutkan dua raksasa elektronik asal Jepang,
Panasonic dan Toshiba, yang dikabarkan menutup pabrik di Cikarang dan
Pasuruan, belum menyampaikan laporan apapun ke lembaga tersebut.
"Untuk investasi seperti ini (padat karya), kami tahun lalu sudah
melakukan pendekatan melalui Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu.
Tapi kalau sampaikan secara korporasi, mereka belum menyampaikan (soal
penutupan pabrik) ke sini," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Franky menuturkan, meski belum secara resmi melapor untuk mencabut
investasi di Indonesia, pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa
perusahaan elektronik Jepang saat ini memang kalah kompetisi dengan
Tiongkok.
Informasi lainnya juga menyebutkan bahwa ada restrukturisasi perusahaan dalam rangka efisiensi.
"Kami sendiri tebak-tebak saja meski dapat info dua hal itu. Tapi kalau
dilihat secara keseluruhan, sebenarnya terjadi peningkatan komitmen
investasi di sektor tersebut (elektronik) hingga 106 persen," katanya.
Franky melanjutkan, pihaknya masih menunggu laporan resmi yang
mengkonfirmasi kabar ditutupnya pabrik kedua perusahaan teknologi Jepang
itu.
Ia juga mengatakan, pihaknya menilai ada keharusan melaporkannya
jika suatu perusahaan memutuskan untuk menutup pabrik dan mencabut
investasinya dari Indonesia.
"Bagi kami belum tentu mereka tutup. Tentu ada keharusan, setidaknya
dalam catatan kami, kalau misal ada rencana perluasan lalu mereka
membatalkan kita bisa tahu," katanya.
Menurut laporan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI) Said Iqbal, dua perusahaan elektronik raksasa asal Jepang menutup
pabriknya di Indonesia dalam kurun waktu Januari-Maret 2016 dengan
potensi sekitar 2.500 tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja
(PHK).
BKPM sebut Panasonic-Toshiba belum laporkan tutup pabrik
Rabu, 3 Februari 2016 15:32 WIB