Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Perusahaan ponsel pintar asal Kanada BlackBerry
menganggap Indonesia sebagai pasar penting, saat mereka megunjungi
Kementerian Perindustrian di Jakarta.
"Indonesia pasar penting
bagi BlackBerry," kata Steven Zipperstain, General Counsel, Chief Legal
Officer and Corsec BlackBerry ditemui di Jakarta, Selasa.
Steven yang disambut Dirjen Industri Logam Alat Transportasi dan
Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirasan menanyakan soal
mekanisme penghitungan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Secara singkat Steven menyampaikan bahwa perusahaannya akan mengikuti
regulasi terkait konten yang akan diberlakukan oleh Pemerintah
Indonesia.
"Diskusi proses dari lokal konten, regulasi di Indonesia. BlackBerry
ikuti prosesnya. Kami mau update info dan berharap ada diskusi lebih
lanjut," ujar Steven.
Pada kesempatan tersebut, Putu menjelaskan, terdapat lima skema untuk
menghitung TKDN antara lain, pertama TKDN hardware 100 persen software 0
persen, kedua hardware 75 persen software 25 persen, ketiga hardware 50
persen software 50 persen.
Selain itu, hitungan keempat hardware 25 persen software 75 persen dan kelima 100 persen software.
"Dengan demikian, hardware smartphone bisa dibuat di mana saja, tapi
tidak bisa digunakan (di Indonesia). Dia baru punya TKDN kalau sudah
diisi software lokal," ujar Putu.
Putu berharap, BlackBerry masuk dan mengakuisisi perusahaan software di
Indonesia, agar software di Indonesia terintegrasi sistem produksi
BlackBerry.
Dengan semakin banyaknya pengguna software lokal, Kemenperin berniat
mengundang investasi produsen chip atau prosesor ponsel pintar untuk
membangun pabrik di Indonesia.
BlackBerry anggap Indonesia pasar penting
Selasa, 1 Maret 2016 22:40 WIB