Beirut (ANTARA) - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Sabtu (7/9) meminta para duta besar negara-negara Barat serta perwakilan organisasi internasional di Lebanon untuk bertemu dengannya guna membicarakan serangan maut Israel terhadap petugas pertahanan sipil.
Tiga paramedis tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan yang menghantam sebuah mobil pemadam kebakaran pertahanan sipil di Lebanon selatan.
Mikati mengutuk "agresi baru Israel yang menargetkan personel Pertahanan Sipil saat mereka menjalankan tugas untuk memadamkan kebakaran akibat serangan udara musuh di kota Feroun di selatan."
Ia menegaskan bahwa serangan baru terhadap Lebanon itu merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
"Berdasarkan prinsip bahwa musuh, Israel, mengabaikan hukum dan norma internasional, saya telah meminta pertemuan darurat dengan para duta besar Barat dan perwakilan organisasi internasional di istana pemerintah pada Senin," katanya.
Mikati menjelaskan bahwa pertemuan itu ditujukan "untuk meminta semua pihak menghentikan agresi Israel terhadap Lebanon serta menekan musuh, Israel, yang terus mengabaikan hukum dan melanjutkan kejahatannya terhadap Lebanon dan rakyat Lebanon."
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas perbatasan antara kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dan pasukan Israel.
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan brutal ke Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 40.900 korban sejak 7 Oktober 2023 setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerbu Israel.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Lebanon minta bicara dengan Barat soal serangan maut Israel