Jakarta (ANTARA) - Bank Dunia (World Bank) mendorong kawasan Asia Timur dan Pasifik (East Asia and the Pacific/EAP) menggunakan teknologi baru untuk terus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakatnya.
“Robot industri, kecerdasan artifisial (AI), dan platform digital, memengaruhi pasar tenaga kerja di kawasan ini,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Teknologi baru, seperti robot, kecerdasan artifisial (AI), platform digital, dan digitalisasi yang lebih luas, memengaruhi hubungan antara pertumbuhan dan pekerjaan, melalui tiga cara, yakni menciptakan tugas baru, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dan menggantikan pekerja.
Laporan Bank Dunia untuk Update Ekonomi Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober 2024 mengungkapkan antara 2018 dan 2022, adopsi robot membantu menciptakan lapangan kerja bagi sekitar dua juta pekerja formal terampil karena produktivitas yang lebih tinggi dan peningkatan skala produksi serta kebutuhan akan keterampilan pelengkap.
Namun, robot juga menggantikan sekitar 1,4 juta pekerja formal berketerampilan rendah di negara-negara ASEAN-5.
Aaditya menuturkan model pembangunan Asia Timur yang mengandalkan pasar global terbuka dan produksi padat karya sedang ditantang oleh ketegangan perdagangan dan teknologi baru. Dengan demikian, respons terbaik adalah memperdalam perjanjian perdagangan dan membekali orang-orang dengan keterampilan dan mobilitas untuk memanfaatkan teknologi baru.
Keuntungan produktivitas dari otomatisasi dan skala produksi yang lebih tinggi membantu menciptakan lapangan kerja bagi pekerja terampil yang terlibat dalam tugas-tugas manual dan kognitif nonrutin di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Namun, robot juga telah menggantikan pekerja formal berketerampilan rendah yang terlibat dalam pekerjaan manual rutin.
Negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, dengan sektor jasa yang lebih lemah, mempekerjakan lebih sedikit orang dalam pekerjaan tugas kognitif daripada negara-negara maju, tetapi porsi pekerja yang berpotensi terpapar AI sebenarnya lebih besar daripada porsi yang terpapar robot.
Platform digital mendorong partisipasi dalam angkatan kerja kaum terpinggirkan tetapi juga mendorong beberapa pekerja sektor formal untuk merangkul informalitas digital baru.
Dengan kondisi dominasi pekerjaan berbasis tugas manual di kawasan Asia Timur dan Pasifik, lanjut Aaditya, porsi pekerjaan yang terancam oleh AI lebih kecil daripada di negara-negara maju.
Namun, kawasan tersebut kurang siap untuk memanfaatkan manfaat produktivitas AI karena hanya 10 persen pekerjaan yang melibatkan AI, dibandingkan dengan sekitar 30 persen di negara-negara maju.
Sementara, evolusi teknologi sulit diprediksi, kawasan Asia Timur dan Pasifik harus membekali penduduknya dengan keterampilan teknis, digital, dan lunak yang lebih mendalam yang melengkapi teknologi baru, serta memfasilitasi mobilitas modal dan mobilitas pekerja di seluruh sektor, pekerjaan, dan ruang.
Kawasan tersebut juga perlu menghilangkan distorsi harga faktor yang dapat menyebabkan otomatisasi berlebihan, dan mendorong asuransi sosial bagi pekerja dalam ekonomi informal digital baru.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank Dunia: EAP manfaatkan teknologi baru ciptakan lapangan kerja