"Kalau pengumpulan wakaf kita banyak, ini bisa jadi instrumen untuk membantu pemerintahan (baru) kita, membantu santri-santri kita untuk makanan bergizi. Itu bisa kita ambil dari wakaf kita kalau jumlahnya sudah banyak," kata Ketua BWI Kamaruddin Amin saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Kamaruddin mengatakan wakaf yang diperoleh dapat disalurkan untuk membantu pondok pesantren (ponpes) dan para santri, yang termasuk dalam penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis.
Tidak hanya itu, sambung dia, wakaf juga bisa membantu dalam mengentaskan kemiskinan yang saat ini masih menjadi tugas pemerintah Indonesia.
"Ini bisa menjadi instrumen dan sarana untuk membantu pemerintah, untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia," ungkapnya.
Kamaruddin menilai bahwa tugas untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bukan hanya tugas pemerintah, namun juga menjadi tugas seluruh masyarakat yang ekonominya berkecukupan.
"Untuk membantu orang yang membutuhkan itu bukan tugas pemerintah saja, tapi tugas bagi siapapun yang mampu secara ekonomi," tuturnya.
Dikatakan, wakaf dinilai menjadi sarana dari agama untuk berkontribusi bagi yang membutuhkan.
"Wakaf ini menjadi sarana dari agama kita (Islam) untuk membantu berkontribusi bagi yang membutuhkan," ucap Kamaruddin.
Diketahui, data yang dilansir oleh BWI mengungkapkan bahwa potensi wakaf uang di Indonesia bisa mencapai Rp180 triliun, namun pada 2023 lalu jumlah wakaf uang yang terealisasi baru mencapai Rp2,3 triliun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BWI dorong wakaf jadi instrumen pembantu program makan bergizi gratis