Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan outlook ekonomi Indonesia 2025 yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi bukti fundamental ekonomi Indonesia masih kokoh.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan IMF berada di 5,1 persen pada 2025. Lewat unggahan resmi akun Instagram @the_imf pada Minggu (29/12), IMF menyebut Indonesia berhasil melakukan transformasi ekonomi di dua dekade terakhir.
“Hal ini mengafirmasi keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan fundamental ekonomi untuk tetap kokoh dan sekaligus memberikan sinyal bagi dunia untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan yang baik bagi investasi,” ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
IMF juga menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) empat kali lipat dan menurunkan tingkat kemiskinan sepuluh kali lipat selama dua dekade terakhir.
Sementara, outlook perekonomian global sepanjang 2024 diproyeksikan tumbuh pada level 3,2 persen dan diproyeksikan tumbuh stagnan pada level 3,2 persen pada 2025.
Bagi negara-negara maju, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diproyeksikan berada pada level 1,8 persen serta bagi negara-negara emerging market dan developing economies diproyeksikan pada 2025 berada pada level 4,2 persen.
Adapun, dibentuk pada Juli 1944 saat Konferensi Bretton Woods, IMF berupaya untuk mencapai pertumbuhan dan kemakmuran berkelanjutan bagi seluruh 191 negara anggotanya.
Organisasi ini mendukung kebijakan ekonomi yang mendorong stabilitas keuangan dan kerja sama moneter, yang penting untuk meningkatkan produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan ekonomi.
Dalam akun Instagram tersebut, IMF menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas di Asia Tenggara dengan 270 juta orang penduduk, membentang 3.300 mil dari barat ke timur yang memiliki jarak sama dari London ke Kabul, telah meningkatkan PDB-nya empat kali lipat menjadi 1,4 triliun dolar AS.
Selanjutnya IMF juga menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS per hari telah menurun sepuluh kali lipat menjadi kurang dari 2 persen.
Disampaikan juga bahwa kota DKI Jakarta mencatat pendapatan yang nyaris setara dengan beberapa negara Eropa seperti Polandia dan Portugal.
Adapun selama lima tahun ke depan, Pemerintah Prabowo-Gibran membidik pertumbuhan ekonomi 8 persen. Target ambisius ini mengacu pada capaian Indonesia pada 1995, ketika pertumbuhan ekonomi pernah mencapai 8,2 persen.
Untuk mengejar target tersebut, Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi, investasi dan ekspor menjadi pilar utama. Pemerintah menargetkan agar sektor konsumsi tetap dijaga pada rentang pertumbuhan 5-6 persen, investasi dibidik tumbuh 10 persen, serta ekspor didorong tumbuh 9 persen.
Selain itu, ada beberapa sektor yang diproyeksikan menjadi motor penggerak pertumbuhan, antara lain manufaktur, terutama melalui hilirisasi industri, jasa dan pariwisata, ekonomi digital, ekonomi hijau, semikonduktor, serta konstruksi/perumahan.
“Sekarang kita juga mendorong sektor manufaktur, kemudian juga beberapa ekspor sumber daya alam hilirisasi maupun kelapa sawit, dan juga dari sektor manufaktur itu sendiri termasuk sektor otomotif,” ujar Airlangga dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa (10/12).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Airlangga sebut outlook IMF bukti fundamental ekonomi RI masih kokoh