Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah daerah Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo sementara melakukan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di daerah itu.
"Kita mendeteksi ada lebih dari dua ribu ekor ternak sapi yang terduga terjangkit PMK. Sebarannya ada di 10 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada, mengingat satu kecamatan yaitu Ponelo Kepulauan tidak ada laporan yang masuk hingga saat ini," kata Medik Veteriner Muda Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gorontalo Utara drh Yeni Retno Wati di Gorontalo, Senin.
Ia mengatakan, pemerintah daerah melakukan upaya pengendalian melalui pengobatan pada ternak sapi.
"Paling utama untuk mengatasi infeksi sekunder akibat virus PMK melalui pemberian desinfektan," kata Yeni.
Ia mengatakan, pada saat awal kejadian kasus, dilakukan pengobatan pada ternak sapi secara gratis.
Hal itu dilakukan atas permohonan dari pemerintah desa. Namun karena stok obat dan dukungan operasional pengobatan yang tidak ada, maka pengobatan saat ini terpaksa dilakukan secara mandiri.
"Petugas kami harus membeli obat sendiri, sehingga pengobatan pun dilakukan secara mandiri. Alhamdulillah rata-rata peternak memiliki kesadaran untuk melakukan pengobatan dalam upaya mengendalikan PMK," kata Yeni.
Pihaknya, kata dia, berupaya membantu peternak untuk pengobatan infeksi sekunder melalui pemberian antibiotik, vitamin, antihistamin, analgesik dan antipiretik.
Gejala awal PMK yaitu ada luka di bagian hidung, lidah, gusi dan teracak kaki, kadang terjadi kepincangan, serta mulut sapi berbusa.
Infeksi sekunder ini disebabkan oleh bakteri. Bingga saat ini telah ada ternak sapi yang mati karena PMK namun jumlahnya belum terdata dengan baik.
"Kami imbau agar peternak waspada apalagi untuk anak sapi yang lebih rentan terkena PMK," katanya.
Tingkat kematian akibat PMK potensial terjadi 1 hingga 5 persen. Sedangkan morbiditas atau tingkat penularan penyakit mencapai 90 hingga 100 persen dari total populasi.
Beruntung upaya pengendalian ini kata dia, mulai menghasilkan sebab dari laporan yang diterima, seperti di Kecamatan Kwandang telah banyak ternak sapi yang dinyatakan sembuh.
Yeni memastikan pula jika PMK bukan penyakit zoonosis sehingga tidak menjangkiti manusia. Untuk daging sapi bisa dikonsumsi dengan syarat direbus hingga mendidih selama 30 menit untuk mematikan virus-nya.
"Kami yakin, melalui pengobatan ini akan membentuk tingkat kekebalan kelompok ternak terhadap PMK," imbuhnya.